Kamis, 27 Oktober 2011

MENJAWAB FITNAH "Kegiatan Pemurtadan di Indonesia".

"Fakta Kegiatan Pemurtadan di Indonesia????"

Seperti yang sudah disinggung di atas, bahwa tujuan pemurtadan di Indonesia tidak lain untuk memperbesar populasi penganut kristus. Ketua Fakta Abu Dedaat maupun Ketua Lembaga Dakwah Ulil Albab, Kodiran mengakui bahwa jumlah umat Islam saat ini makin menurun, sementara jumlah umat nasrani menunjukkan kecenderungan meningkat.
Sayangnya, sulit untuk mencari akurasi data ini, karena memang tidak ada lembaga yang khusus mengani masalah ini. Tapi perbandingan angka dari BPS mungkin bisa menjadi acuan. Beradasarkan survey BPS tahun 1990, dari 200 juta jiwa rakyat Indonesia, 87,3 persennya beragama Islam. Sementara umat Kristen Protestan 6 persen, Katolik 3,6 persen, dan selebihnya penganut agama lain.
Dalam rentang waktu 9 tahun, ternyata terjadi penurunan jumlah umat Islam yang cukup signifikan, seperti dimuat dalam tabloid SIAR edisi No.43, November, 1999. Tabloid itu menuliskan, jumlah umat Islam yang pada survey BPS tahun 1990 prosentasenya mencapai 87 persen lebih, turun drastis menjadi 75 persen.

Penyebab kedua adalah, keberhasilan program Kristenisasi, yang makin hari makin berani dan canggih serta mengabaikan kode etik penyiaran agama. Fakta di lapangan menunjukkan para misionaris seringkali melakukan penyimpangan dalam menyebarkan injil dan kekristenan di Indonesia. Penyimpangan yang mereka lakukan antara lain, pembangunan gereja di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim.Dengan Gereja yang megah dan kebaktian-kebaktian yang mereka lakukan, kaum nasrani pelan-pelan menarik simpati warga sekitar. Kasus pembangunan gereja yang membuahkan kemarahan warga sekitar misalnya kasus pendirian gereja GPIB Shalom di kawasan Depok yang akhirnya dirusak dan dibakar massa pada tanggal 2 Nopember 1999.

Siswi MAN Padang Khairiyah Anniswah, diculik dan dijebak oleh aktivis Kristen dengan diberi minuman perangsang lalu diperkosa. Setelah tidak berdaya, dia dibaptis dan dikristenkan. Kasus serupa menimpa Linda, siswi SPK Aisyah Padang. Ia diculik dan disekap oleh komplotan aktivis Kristen dan diperlakukan secara tidak manusiawi supaya masuk Kristen dan menyembah Yesus Kristus.
Itu sebagian modus yang dilakukan untuk memurtadkan umat Islam. Harian Republika edisi April,1999 pernah memuat berita modus pemurtadan dengan cara penyebaran narkoba yang dilakukan oleh misionaris dari Yayasan Sekolah Tinggi Theologi (STT) Doulos, di Lembang, Bandung. Para pemuda diwilayah itu diberi minuman keras dan obat terlarang sampai kecanduan, setelah itu mereka disembuhkan di panti rehabilitasi Doulos sambil dicekoki dengan ajaran-ajaran Kristen dan Injil.
Masih banyak lagi, tipu daya yang dilakukan kaum misionaris untuk memurtadkan umat Islam. Cara mereka pun makin berani, misalnya dengan memberikan kesaksian palsu atau melalui selebaran dan buku-buku yang berkedok Islam. (ln/eramuslim)

Menjawab Tuduhan diatas:
Kalau kita cermati hal diatas maka ada satu kesimpulan bahwa mereka sudah terjangkit penyakit yg bernama "phobia kristenisasi".
nampaknya karena ada pihak-pihak yang dengan sengaja menyebarkan gagasan bahwa gereja bukanlah sekadar tempat ibadat. Dalam skema ini, gereja dituduh sebagai tempat pemurtadan umat Islam agar meninggalkan agamanya untuk menjadi penganut Kristen. Dan mengingat –menurut kalangan konservatif ini– murtad adalah sebuah bentuk kejahatan yang pantas mendapat hukuman mati, maka pihak yang mendorong orang menjadi murtad, harus pula dibasmi.
asal ada kegiatan yang dilakukan orang orang Kristen, selalu dicurigai sebagai Kristenisasi. Ada acara amal apa pun, pasti dicurigai sebagai Kristenisasi. Ada acara TV yang agak agak mengangkat topik Kristen, maka jadilah angapan Kristenisasi muncul. Bahkan film saja, yang memperlihatkan fakta fakta nakal seputar Islam Kristen, kemudian bila bintang yang memerankan Muslim-nya aktor Kristen, muncullah phobia Kristenisasi.

Argumen semacam ini bisa dibaca dalam berbagai penerbitan dan media online yang membawa suara kubu Islam konservatif, seperti: Suara Islam, Voice of Al Islam atau Hidayatullah. Salah satu tokoh yang berpengaruh dari kubu itu adalah Adian Husaini, yang memperoleh gelar doktor dalam bidang pemikiran dan peradaban Islam dari Istac, International Islamic University, Malaysia. Setiap Minggu ia menulis Catatan Akhir Pekan untuk Radio Dakta di Jakarta dan website Hidayatullah.
Menurutnya, Kristenisasi merupakan musuh utama umat Islam di Indonesia. Kristenisasi adalah bagian dari kolonialisme Barat untuk mencengkeramkan kukunya di dunia Islam. Upaya mengkristenkan rakyat Indonesia sudah dilakukan sejak jaman penjajahan Belanda, dilanjutkan di masa kemerdekaan dan Orde Baru, dan masih berlanjut sampai sekarang. Bagi Adian, umat Islam harus bersatu dalam mencegah kemungkaran yang dibawa para pemuka Kristen. Dalam konteks peperangan melawan Kristenisasi itulah, gereja-gereja dibakar.

Kristenisasi, Hantu Apa Itu?
Pertanyaan semacam ini amat merepotkan. Gereja sendiri tidak pernah mencanangkan melalui kegiatan sosial atau pendidikan dan kesehatan yang dilakukan berpretensi menambah jemaat. Tidak adil jika gereja dituduh memberi recehan dan beberapa kilo beras dan lauk kemudian diganti dengan membaptis orang dan menambah jemaat.
Kehadiran orang Kristen entah sebagai pribadi atau pekerjaan sosial selalu memicu tanda tanya. Kecemasan tampaknya muncul karena pekerjaan-pekerjaan semacam itu mempunyai dampak yang amat besar. Yang mengherankan saya, semakin hari kehadiran pelayanan Kristen entah dalam bentuk gereja, sekolah, rumah sakit, atau lembaga sosial memancing kecurigaan.
Kebenaran adalah kebalikan. Di gereja Ciledug, Bandung, Semarang dan di kebanyakan gereja di seantero Indonesia, sama sekali tidak dilakukan kristenisasi apa pun. Sama sekali tidak terjadi umat beragama lain di sekeliling gereja, atau sekolah, diajak jadi kristiani. Saya curiga bahwa isu kristenisasi dipakai secara sengaja untuk membangun emosi. Sudah banyak terbukti, emosi yang digerakkan atas nama sentimen agama berdampak buruk dibandingkan dalam keadaan biasa.

kembali ke Sejarah
Kita tak bisa menutup mata pada betapa tersebarnya Kristen sekarang. Mungkin bisa dianggap sebagai kepercayaan yang paling menyebar di muka bumi. Dimana-mana ada. Sampai di pelosok paling terbelakangpun ada.
Bahkan kalau mau lebih detail lagi, bangsa Portugis yang pertama mencapai kepulauan Nusantara juga meletakkan 'menyebarkan agama Kristen' (baik Katolik maupun Protestan) sebagai agenda utama mereka. Walaupun tentu saja, bahan bakar utamanya adalah ketamakan umat manusia. Tamak pada negri negri yang kaya.
Makanya melihat kejayaan China dan India sekarang, kalau anda termasuk orang yang fair play, anda akan lebih merasa kedua bangsa ini sangat hebat dibandingkan bangsa Eropa. Bangsa China dan Eropa besar hari ini karena usaha mereka sendiri. Berkat kegigihan dan kemauan serta kerja keras yang memang tak jarang harus mengorbankan banyak hal. Tapi tidak pada penjajahan.
Bandingkan dengan Eropa. Bila dulu mereka tidak melakukan politik kolonialisme dan imprealisme anda yakin mereka bisa sekaya sekarang? Bahkan poundsterling Inggris pun masih tergantung pada Negara Negara Persemakmuran.

HANYA!! Phobia Kristenisasi di Indonesia, kebanyakan muncul di kalangan Muslim.
Mengapa hal tersebut tidak terjadi di agama lain?
Misal, yayasan Buddha termasuk yang paling sering bikin acara amal, bazar amal, sumbangan gede-gedean untuk kemalangan yang menimpah manusia. Jepang dan RRC termasuk 2 negara yang selalu 'berdombah-dombah' menyumbang ke Indonesia bila ada bencana di sini.
Hindu dan Islam menjadi agama Raja dan Rakyat pada masa lalu. Maka Kristen hanya terbatas pada agama Penguasa/Penjajah. Sangat sedikit sekali Kristenisasi di Nusantara yang berhasil. Sampai hari ini, efek dari 3 abad koloniaslisme 5 bangsa Eropa atas Indonesia, hanya menghasilkan umat Kristen yang kurang dari 20%. Penjajahan mereka sukses, misionaris dan zending mereka gagal. (lalu dimana letak Kristenisasinya???)

soal keabsahan tuduhan Kristenisasi. Dalam hal ini ada soal definisi. Penyebaran agama adalah sesuatu yang alamiah.
Islam sendiri menjadi begitu banyak pemeluknya melalui penyebaran ajaran Islam ke seluruh dunia. Dengan kata lain, penyebaran ajaran agama tentu saja bukanlah sesuatu yang dengan sendirinya buruk
Dengan demikian, bila Kristenisasi didefinisikan sebagai upaya sistematis untuk menyebarkan ajaran Kristen sehingga lebih banyak rakyat Indonesia mau menerima kebenaran Kristen, seharusnya Kristenisasi bukan menjadi masalah. Bila umat Islam merasa khawatir bahwa Indonesia akan diambilalih oleh kaum Kristen, yang harus dilakukan bukanlah berperang, melainkan menyebarkan ajaran Islam kepada umat Islam sendiri.
Tentu tugas menjaga keislaman orang Islam adalah lebih mudah daripada mengkristenkan orang Islam.

kalaupun ada Kristenisasi yang perlu dipersoalkan itu tentunya Kristenisasi yang memanfaatkan ketertinggalan dan keterbelakangan umat Islam. Sebagai contoh adalah bentuk-bentuk bantuan sosial, ekonomi dan pendidikan yang dibarengi dengan upaya pemaksaan agar pihak yang menerima bantuan berpindah agama. (Inipun, kalau mau dipermasalahkan, harus menyertakan bukti yang menunjukkan pemaksaan itu memang ada.)
yang terpenting adalah, menganggap gereja sebagai bagian dari Kristenisasi tentu saja adalah tuduhan yang sama sekali tidak pantas. Gereja dibutuhkan oleh umat Kristen untuk beribadat. Bahwa gereja juga memiliki fungsi sosial tentu saja juga bisa dipahami, seperti masjid bukan hanya tempat shalat. Tapi mengatakan bahwa gereja dibangun untuk melakukan pengkristenan masyarakat sekitar tentu saja absurd.

mayoritas umat Kristen tidak berhasrat untuk melakukan Kristenisasi di Indonesia. Bisa saja ada pemuka agama Kristen yang bercita-cita dapat menyebarkan kebenaran ajaran Tuhan yang diyakininya ke seluruh Indonesia sehingga Indonesia menjelma menjadi negara Kristen, tapi jumlah orang semacam itu tentu hanya segelintir.

NB:
Tidak ada Kristenisasi... Itu cuma pikiran orang2 picik.
Tidak ada negara agama...itu ilusi orang2 minder.

Bila isu Kristenisasi terus didengungkan, seluruh umat Kristen akan nampak sebagai ancaman. Yang akan tumbuh adalah kebencian dan kecurigaan. Yang dilarang nantinya bukan lagi gereja, tapi, bisa jadi, juga hak hidup mereka yang beribadat di dalamnya.
Bukan pada 'musuh' yang harus anda cintai?
Sama juga di Buddha, tidak semua pemeluk Buddha botak seperti umumya biksu.
Sama juga di Hindu, tidak semua pemeluk Hindu adalah umatnya Betari Durga.
Sama juga seperti di Islam, tidak semua adalah pelaku teroris.

http://adriandw.com/kristenisasi.htm
http://cintarasulullah.wordpress.com/2007/12/14/misi-dan-fakta-kristenisasi-di-indonesia-dan-dunia/
http://warungislami.com/product.php?id_product=369

Tidak ada komentar:

Posting Komentar