Sabtu, 24 Maret 2012

KENAPA AL-QURAN MENYANGKAL SALIB?

TANTANGAN: Tidak sedikit orang Musllim sudah meninggalkan Islam dan hari ini mengikut Yesus Kristus. Namun, kadangkala muncul situasi, dimana mereka tergoda untuk kembali kepada Islam. Apakah mungkin untuk menyiapkan para petobat baru itu untuk menghadapi situasi yang demikian? Apakah ada argumen yang bisa menolong seorang mantan Muslim agar tidak pernah lagi percaya kepada penyangkalan Al-Quran terhadap penyaliban Kristus?

JAWAB: Ya, ada beberapa argumentasi yang demikian. Sebagaimana diketahui, Al-Quran mengatakan bahwa Kristus tidak disalibkan, tetapi dibuat sehingga di depan orang-orang Yahudi seolah-olah mereka memang sudah menyalibkan Kristus yang sebenarnya. Dan (terkutuklah mereka, orang Yahudi) karena ucapan mereka : "Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, 'Isa putra Maryam, Rasul Allah", padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) 'Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah 'Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Surat al-Nisa' 4:157-158).

Ide ini muncul dari masa sebelum Islam di antara orang-orang Kristen Gnostik, yang mencampurkan iman Kristen mereka dengan agama Gnostik. Karena hal itu, mereka dikutuk dan ditolak oleh para Bapa Gereja mula-mula, dan dinyatakan sebagai sesat. Mereka menulis teks, yang kebanyakan sudah hilang di saat ini, tetapi yang, juga, dikutip oleh Bapa-Bapa gereja mula-mula dalam buku-buku mereka mengenai bidat-bidat. Di sini kita bisa melihat contohnya: seorang Kristen Syria dan penganut Gnostik, Basilides, yang hidup antara tahun 125 dan 169 M, adalah pemimpin sebuah kelompok di Aleksandria. Seorang Bapa gereja, Irenaeus dari Lyon, menuliskan tentang dia di dalam karyanya “Melawan Bidat-Bidat” (Buku 1, 24, 4) bahwa Basilides mengajarkan:

“Bukan Dia (yaitu Kristus) yang menderita, tetapi seseorang yang bernama Simon dari Kirene, yang menggantikan Dia memikul salib (bandingkan Matius 27:32). Orang ini kemudian diubahkan oleh Dia (yaitu oleh Kristus) sehingga ia dianggap sebagai Yesus, dan kemudian disalibkab, karena ketidaktahuan dan kesalahan, sementara Yesus sendiri mengambil rupa Simon, dan berdiri di sana, mentertawakan mereka. Karena Ia memiliki kuasa yang melampaui tubuh dan memiliki Nous (pikiran) Bapa yang tidak dilahirkan itu, Ia bisa mengubah diri-Nya sekehendak-Nya, dan setelah itu naik kepada Dia yang mengutus-Nya, sambil mencemooh mereka, karena Ia tidak bisa ditangkap, dan tidak bisa dilihat oleh mereka semua ...” (Diterjemahkan dari bahasa Jerman dari: Norbert Brox, "Irenäus von Lyon. Epideixis, Adversus Haereses, volume 1. Fontes Christiani, volume 8/1", 1993 (Herder, Freiburg) halaman 201.)

Teks ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar bukan Muhammad sendiri yang memunculkan penyangkalan akan penyaliban Kristus, atau menerima hal itu dari Allah. Namun, ia melanjutkan apa yang didengarnya dari orang-orang Kristen Gnostik yang demikian. Jadi Al-Quran memiliki jejak bidat Gnostik sejak jaman sebelum Islam. Contoh yang lebih jauh lagi tentang hal yang demikian di dalam Al-Quran ditemukan di dalam sepenggal kisah dari sebuah manuskrip bidat yang sangat menghujat yang saat ini hanya ada dalam terjemahan Koptik. Kitab itu disebut “Wahyu Petrus,” dan dituliskan oleh seorang Kristen Gnostik sekitar tahun 200. Di sana tertulis demikian:
“(Kristus berbicara kepada Petrus): Karena itu datanglah, mari kita menuju ke (penglihatan akan) kesempurnaan persidangan dari Bapa yang tak bernoda. Karena lihatlah, akan tiba mereka yang akan mendatangkan ke atas diri mereka (sendiri) penghukuman (yang ditanggungkan kepada-Ku), dan mereka akan dipermalukan. Tetapi Aku tidak bisa mereka sentuh. Dan engkau, Petrus, akan berdiri di tengah mereka. Jangan takut! (Aku berkata kepadamu) karena kegentaranmu (halaman 81). Pikiran mereka akan ditutup, karena yang tidak nampak itu sudah datang kepada mereka.’

Setelah Ia mengatakan semuanya itu, aku melihat Dia seolah-olah Ia ditangkap oleh mereka. Dan aku berkata, “Apakah yang aku lihat ini, Tuhan? Engkaukah yang mereka tangkap, dan akukah yang Engkau tangkap? Dan siapakah itu, siapakah (yang berdiri) di dekat kayu itu dan bergembira sambil tertawa ? Dan siapakah itu yang kaki dan tangannya mereka paku?’ Juruselamat berkata kepadaku, “Ia yang engkau lihat (berdiri) di samping kayu dan bergembira serta tertawa, itulah Yesus yang hidup. Tetapi dia yang tangan dan kakinya tertembus paku adalah yang kedagingannya (keserupaannya) yang adalah “Tebusan” yang (sendirian) mereka (bisa) permalukan. Ia diserupakan dengan Dia. Tetapi lihatlah (dengan seksama) kepadanya dan Aku.’ Tetapi aku, ketika aku memandang (dan sudah melihat), lalu berkata, ‘Tuhan, tidak ada yang dapat melihat Engkau. Mari kita pergi dari sini.’ Tetapi Ia berkata, ‘Aku sudah mengatakan bahwa mereka (itu) buta. Biarkan saja mereka! Tetapi engkau, perhatikan betapa sedikitnya mereka memahami perkataan merka sendiri. (halaman 82). Karena anak-anak dari kemuliaan (sia-sia) mereka yang sudah dipermalukan dan bukan hamba-Ku.’ Tetapi aku melihat sesuatu yang mendekati kami yang sangat mirip dengan Dia dan yang berdiri di samping kayu sambil tertawa—Ia dibentuk di dalam Roh Kudus—dan inilah sang Juruselamat.

Dan ada cahaya yang sangat besar, yang tak terkatakan yang melingkupi mereka, dan sejumlah besar yang tak terkatakan dan tak kelihatan dari bala tentara malaikat memuji mereka. Tetapi akulah orang, yang sudah melihat Dia, ketika Ia dinyatakan sebagai Dia yang dimuliakan. Karena yang mereka pakukan (di kayu salib) adalah yang sulung, dan kediaman setan-setan, dan kendi batu (Catatan: menurut sebuah legenda palsu Salomo dikatakan sudah mengurung setan-setan di dalam kendi-kendi batu), dimana mereka berdiam, Elohim, kayu salib, yang ada di bawah Hukum. Tetapi Dia yang berdiri di dekatnya adalah Juruselamat yang hidup, yang sebelumnya ada di dalam dia, yang sudah ditangkap dan kemudian (lagi) dilepaskan, yang (sekarang) berdiri dalam (keriangan) gembira, karena [Ia] melihat bahwa mereka, yang melakukan kekejaman kepada-Nya, terpecah-pecah di antara mereka sendiri. (halaman 83). Karena itu Ia mentertawakan kebutaan mereka, karena Ia tahu bahwa mereka dilahirkan buta. Karena itu kemudian (hanya) yang bisa menderita yangg memang akan , yaitu sebagaimana tubuh itu adalah ‘Tebusan.’ Tetapi dia, yang mereka (harus) lepaskan, adalah badan tak tak berbadan milikku. Aku (sendiri), adalah Roh, yang hanya bisa dipahami di dalam pikiran, penuh dengan terang yang benderang. Inilah yang engkau lihat datang kepadamu. ...” (Diterjemahkan dari bahasa Jerman di dalam: Wilhelm Schneemelcher (ed.), "Neutestamentliche Apokryphen. Volume II. Apostolisches, Apokalypsen und Verwandtes", 5th edition, 1989 (Mohr-Siebeck, Tübingen) halaman 642-dst)

Teks penghujatan ini berisi pandangan yang salah dan berbahaya dari dunia Gnostik: Dunia material disebut jahat karena dianggap tidak diciptakan oleh Allah, tetapi oleh suatu roh jahat (the Demiurge). Hanya dunia Roh yang diterima sebagai miliki Allah yang baik dan benar. Semua orang, melalui pengetahuan, disebut perlu membebaskan Roh ilahinya sendiri dari kungkungan material badaniahnya dan kemudiandianggap memiliki kemampuan untuk menyatukan diri dengan Allah. Bisa dilihat dari teks yang demikian bahwa Al-Quran, sampai kepada formulasi yang khususnya, mengambil gagasan penyangkalan penyaliban Kristus dari kaum Gnostik. Bagi seorang mantan Muslim, penemuan yang demikian akan menghancurkan kewibawaan Al-Quran. Ketika ia tergoda untuk kembali kepada Islam ia bisa menanyakannya sendiri. Apakah aku percaya kepada sesuatu yang jelas tidak diwahyukan oleh Allah, tetapi muncul dari percampuran agama-agama dari masa sebelum Islam dan yang kemudian masuk ke dalam Al-Quran?

KABAR BURUK: Bukan Muhammad yang memunculkan gagasan penyangkalan akan salib. Ia nampaknya sudah disesatkan oleh para penghasut agama dari kaum Gnostik. Ia tidak hanya mengambil dari mereka gagasan tentang penyangkalan Kristus, tetapi juga secara tidak langsung iman mereka yang berasal dari setan dan yang sesat bahwa suatu roh bisa mengubah tampilan luar seseorang dengan cara sedemikian sehingga ia nampak seperti orang lain. Dengan melakukan hal itu, Muhammad sekali lagi menyatakan bahwa ia tidak bisa dengan jelas membedakan antara wahyu yang Ilahi dengan yang berasal dari si Jahat.

KABAR BAIK: Kristus sungguh-sungguh disalibkan. Ia mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita. Bahkan inspirasi setan yang membingungkan dari kaum Gnostik tidak bisa memisahkan kita dari Allah yang benar dan setia, yang dengan cara sedemikian sudah menyatukan diri-Nya dengan kita—melalui iman kepada korban penebusa Anak-Nya Yesus Kristus—yang menjadikan kita sebagai anak-anak-Nya.

KESAKSIAN: Nama saya Hasan dan saya seorang Kirgiz dari Asia Tengah. Saya lahir dan dibesarkan sebagai seorang Muslim, tetapi Islam kami sanga kental bercanpur denagn praktek sihir Moldo kami. Masih di masa Sovert dulu, saya berpindah dari desa kami di pegunungan ke ibukota. Di sana saya kuliah, tetapi tidak sampai lulus ujian akhir. Karena itu akhirnya saya menjadi operator alat berat di perusahaan konstruksi. Suatu hari saat bekerja saya mengalami kecelakaan dan salah seorang teman sekerja saya meninggal karena kesalahan yang saya lakukan. Akibatnya, saya dimasukkan ke dalam penjara, tetapi saya boleh keluar dari penjara di siang hari. Karena peristiwa itu, saya banyak berpikir tentang Allah. Pada awalnya saya ingin membaca Al-Quran. Tetapi melalui salah seorang rekan di penjara, yang adalah seorang Russia yang beragama Kristen, saya justru mulai belajar Alkitab, dalam kitab itu, saya seperti melihat cermin akan dosa-dosa saya.

Melalui sahabat saya yang orang Russia itu saya bertemu dengan orang-orang Kirgiz yang beragama Kristen. Mereka menjelaskan kepada saya bahwa kematian Kristus di kayu salib sebagai pengganti itu jauh lebih kuat daripada dosa-dosa saya, dan bahwa Yesus bisa menyelamatkan saya. Saya berusaha untuk percaya kepada hal itu, tetapi tidak bisa lepas dari ikatan kuasa gelap di dalam diri saya, yang akarnya adalah dari percampuran antara Islam dengan okultisme sihir itu. Di suatu hari minggu saya bisa hadir, di siang hari, sebuah seminar Kristen tentang okultisme. Ketika saya sungguh-sungguh memahami apa arti sebenarnya dari iman Islam-okultisme kepada roh-roh itu, saya bertobat, meninggalkan semua praktek sihir saya, dan menyerahkan kehidupan saya sepenuhnya kepada Kristus. Saya bebas dari ikatan kuasa kegelapan. Hari ini saya bersaksi kepada orang-orang Kirgiz yang lain tentang bagaimana Yesus membuat hidup saya dimerdekakan.

DOA: Tuhan Yesus, kami mengucapkan syukur bahwa Engkau lebih kuat daripada kuasa kegelapan. Tolonglah saya untuk hanya mengikuti Engkau dan tidak mempedulikan setan-setan itu, sehingga tidak ada pengajaran palsu yang akan muncul dari kehidupan saya, sebagaimana yang terjadi kepada orang-orang Kristen Gnostik itu. Terima kasih bahwa Engkau sudah mati bagi kami di kayu salib.

PERTANYAAN: Pengajaran apa yang muncul sebelum Islam yang kemudian melatar belakangi penolakan Al-Quran akam penyalibak Kristus? Bagaimana hal ini mempengaruhi pemahaman anda akan Al-Quran?

UNTUK DIHAFALKAN: “Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus.” (Roma
8:38-39 – Perkataan Rasul Paulus)
Post by :WHY WE LEFT_Hasan from Kirgiz

APAKAH KE-TRITUNGGALAN ALLAH ADALAH DUSTA?

TANTANGAN: Orang-orang Kristen percaya bahwa Allah adalah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Atas dasar Al-Quran, orang-orang Muslim dengan keras menolak keyakinan Allah Tritunggal di dalam Injil. Apakah Ke-Tritunggalan Bapa, Putera dan Roh Kudus merupakan suatu dusta? Apakah Al-Quran menolak ke-Tritunggalan Allah dalam pemahaman Kristiani?

JAWABAN: Di dalam Al-Quran ada lebih dari 30 bagian yang nampaknya menolak keyakinan Kristen akan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Semuanya itu bisa digolongkan dalam 13 pernyataan. Namun, tidak satupun dari pernyataan itu, yang secara tepat menyentuh keyakinan Kristen mengenai Allah Tritunggal:
1. Manusia tidak diijinkan untuk menyekutukan makhluk lain dengan Allah: Tuduhan menyekutukan atau menggabungkan makhluk lain dengan Allah (syirik) sering nampak di dalam Al-Quran, sebagai contoh: “…maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)!” (Q.S 23:92). Ini menjelaskan tentang manusia yang mengambil suatu makhluk dan kemudian menyembahnya di samping Allah. Orang-orang Kristen dengan tegas menolak melakukan hal yang demikian. Putera dan Roh Kudus bukanlah tuhan-tuhan tambahan di samping Bapa, tetapi adalah satu dengan Dia.

2. Tidak ada manusia yang menjadi tuhan selain Allah: “Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, .... …” (Surat al-Anbiya' 21:29) Orang-orang Kristen juga percaya demikian. Tidak ada manusia atau malaikat yang bisa mengatakan, “Aku adalah Allah,” karena mereka semua hanyalah makhluk Allah.

3. Tidak ada tiga allah, dan hanya ada satu Allah: “. . . Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa.” (Surat al-Nisa' 4:171). Orang-orang Kristen meyakini hal itu juga. Mereka tidak percaya kepada tiga allah, tetapi kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus sebagai satu-satunya Allah.

4. Allah bukan salah satu dari antara tiga: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", ...” (Surat al-Ma'ida 5:73) Ini, juga ditegaskan oleh orang-orang Kristen. Allah bukanlah salah satu dari tiga: Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah Allah yang satu dan unik.

5. Allah bukanlah al-Masih: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera … ” (Surat al-Ma’ida 5:17, 72) Tidak ada orang Kristen yang mengatakan, “Tidak ada Allah selain Kristus, dan kami hanya menyembah Dia.” Namun, mereka, sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Quran, percaya bahwa Kristus adalah Firman Allah yang menjadi manusia.

6. Allah tidak menambahkan kepada diri-Nya satu ilah lain yang dilahirkan (walad): Pernyataan ini muncul 13 kali di dalam Al-Quran, sebagai contoh, “Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak yang dilahirkan-Nya (walad)". Maha Suci Allah! Tidak demikian! …” (Surat al-Baqara 2:116; lihat juga Q.S 10:68; 17:111; 18:4; 19:35; 19:88-92 (tiga kali); 21:26; 23:91; 25:2; 39:4 dan 72:3) Orang-orang Kristen menolak, sebagaimana orang-orang Muslim juga, pandangan apapun bahwa Allah mengambil bagi diri-Nya suatu pribadi Ilahi yang dilahirkan (walad) secara alamiah, yaitu dilahirkan melalui ayah duniawi dan dilahirkan oleh ayah duniawi itu. Bapa, Putera dan Roh Kudus tidak menjadi satu pada suatu waktu di masa lalu, namun, Bapa, Putera dan Roh Kudus sudah dari kekekalan adalah Allah yang satu dan unik. Bapa tidak menambahkan kepada diri-Nya sebagai Allah suatu pribadi yang dilahirkan secara manusia, namun, dengan menjadi manusia, Putera yang kekal yang selalu menjadi satu dengan Bapa, menjadi Pribadi yang dilahirkan secara manusia (walad), ketika anak dara Maria melahirkan-Nya.

7. Allah tidak memiliki seksualitas seperti manusia: “…Bagaimana Dia (yaitu Allah) mempunyai anak (walad) padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu;” (Surat al-An'am 6:101; lihat juga Surat 5:116). Orang-orang Kristen menolak hal itu juga. Allah tidak menjadi seorang laki-laki untuk bisa menjalani hubungan seksual dengan seorang wanita dari dunia ini dan mendapatkan seorang anak darinya, yang kemudian harus dilahirkannya. Namun, tanpa melalui istri, sang Anak langsung ada dari Bapa, bukan secara seksual tetapi secara rohani, dan di dalam Roh Kudus sang Putera tetap menjadi satu dengan Bapa. Anak yang kekal menjadi manusia, dengan dilahirkan oleh anak dara Maria.

8. Allah tidak beranak: “Dia (yaitu Allah) tiada beranak (lam yalid) …” (Surat al-Ikhlas 112:3) Al-Quran mengartikan pernyataan ini dalam artian seksualitas. Orang-orang Kristen tidak percaya akan kelahiran sang Putera dalam arti seksualitas muncul dari Bapa sebagai ibu-Nya. Namun, sang Putera adalah anak secara langsung secara rohani dari Bapa, yang speenuhnya satu dengan Dia.

9. Allah tidak diperanakkan: “…dan tidak (Allah) pula diperanakkan (lam yuwlad).” (Surat al-Ikhlas 112:3) Hal yang sama terjadi di sini. Sang Putera, sebagai anak, tidak dilahirkan dalam arti seksual dari Allah sebagai ibu-Nya. Namun, Ia adalah Anak yang unik, rohani dan kekal yang langsung berasal dari Bapa, dan menjadi manusia ketika anak Maria melahirkan-Nya.

10. Allah tidak memiliki pribadi yang dilahirkan-Nya (walad): “Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak (walad), maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” (Surat al-Zukhruf 43:81; lihat juga Surat 4:171d) Di sini, Al-Quran menjelaskan mengenai kelahiran secara seksual melalui seorang istri. Orangorang Kristen juga percaya : Semua manusia yang dilahirkan adalah milik Allah, tetapi tidak satupun dari mereka yang adalah ilah karena dilahirkan secara seksual.

11. Kristus bukanlah anak (ibn) Allah: “…orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera (ibn) Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling!” (Surat at-Taubah 9:30) Di sini Al-Quran, paling tidak dalam pemahaman linguistiknya, hampir mendekati keyakinan yang sesungguhnya dipercaya oleh orang-orang Kristen. Dalam Perjanjian Baru Kristus disebutkan 43 kali disebut secara langsung, dan 25 kali secara tidak langsung, sebagai Anak Allah. Namun karena orang-orang Muslim tidak pernah memahami keberadaan Kristus sebagai Putera yang Ilahi tanpa kaitan dengan hal seksual, maka bahkan ayat inipun tidak menyentuh iman Kristen, karena Kristus adalah Anak dari Bapa dalam arti rohani, dan bukan dalam pemahaman seksual.

12. Manusia bukanlah anak-anak Allah: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak (abna’ = bentuk jamak untuk ibn) Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya ...” (Surat al-Ma'ida 5:18) Yang dikatakan di atas tentang Kristus Putera Allah juga harus disebutkan di sini. Orang-orang Kristen tidak menganggap diri mereka, sebagaimana tafsiran orang-orang Muslim dari ayat ini, sebagai anak-anak yang secara seksual dilahirkan oleh Allah, tetapi sebagai anak-anak rohani yang diangkat oleh Allah ke dalam persekutuan Ilahi dengan-Nya.

13. Kristus bukan Tuhan selain Allah: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya (ahbar) dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. …” (Surat at-Taubah 9:31; lihat juga Q.S 17:111)
Orang-orang Kristen tidak percaya bahwa Kristus menjadi Tuhan, karena Ia menggantikan posisi Allah, tetapi karena Ia, sebagai Putera, yang sejak kekekalan adalah satu dengan Bapa dan Roh Kudus.

Sebagai tambahan untuk pernyataan-pernyataan di dalam Al-Quran di atas yang nampaknya menolak iman Kristen kepada Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus ada beberapa bagian di dalam Al-Quran yang secara praktis menegaskan iman Kristen kepada Allah Tritunggal:
1. Allah meneguhkan Kristus dengan Roh Kudus: “…Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus...” (Surat al-Baqara 2:87, 253; lihat juga Surat 5:110, dimana beberapa dari mujizat Kristus disebutkan) Allah meneguhkan anak Maria dengan Roh Kudus, sehingga Ia bisa melakukan mujizat. Di sini Allah Bapa, Kristus dan Roh Kudus berkarya bersama. Ini adalah Allah Tritunggal yang berkarya, yang dipercaya oleh orang Kristen.

2. Kristus adalah Roh Allah: “... Sesungguhnya Al Masih, 'Isa (Yesus) putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan firman-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya (yaitu Allah) .... …” (Surat an-Nisa' 4:171; lihat juga Suras 21:91 and 66:12) Di sini Al-Quran tidak hanya mengungkapkan adanya kerjasama antara Allah Bapa, Kristus dan Roh Kudus, tetapi juga menegaskan tentang hakekat kesatuan antara Allah Bapa, Roh-Nya dan Kristus. Ini hanya bisa dipahami dalam kerangka iman Kristen kepada Allah Tritunggal.

KABAR BURUK: Orang-orang Muslim tidak diwajibkan untuk percaya bahwa ke-Tritunggalan Allah adalah sebuah dusta. Tidak ada pernyataan di dalam Al-Quran yang secara tegas menolak wahyu di dalam Inji, bahwa Allah adalah Bapa, Putera dan Roh Kudus.

KABAR BAIK: Atas dasar Al-Quran, orang-orang Muslim bisa percaya bahwa Allah hidup dan berkarya di dalam dan dengan Kristus, sebagai Pribadi yang Tritunggal secara rohani. Karena itu, Kristus melakukan pekerjaan Ilahi (membangkitkan orang mati dan menciptakan – Q.S 3:49), hidup sekarang bersama dengan Allah di surga (Q.S 4:158), dan memiliki asma Ilahi (Firman Allah – Q.S 3:45 – dan Roh Allah – Q.S 4:171).

KESAKSIAN: Nama saya Uthman dan istri saya bernama Modina. Kami berdua tinggal di India Utara di dekat perbatasan dengan Bangladesh. Dahulu kami berdua adalah orang-orang Muslim. Saya bekerja sebagai nelayan. Untuk tambahan, saya dan istri saya mengelola sebidang tanah dan mendapatkan penghasilan dari sana. Suatu hari saya berlayar di laut untuk menangkap ikan
bersama dengan enam belas teman saya sesama nelayan, ketika tiba-tiba badai yang sangat berbahaya menyerang. Kami berada sangat jauh dari pantai yang aman. Ketakutan oleh badai itu, semua berteriak meminta pertolongan kepada Tuhan dan dewa mereka, karena bukan hanya orang-orang Muslim, tetapi juga ada orang-orang Hindu di sana. Pada saat itu saya ingat sebuah kisah dari kitab Injil yang diceritakan oleh Ibu Anwara kepada saya—tentang bagaimana Kristus pernah menenangkan badai di laut. Saya mendorong teman-teman saya untuk meminta pertolongan kepada Kristus. Karena itu kami semua berdoa kepada Kristus, dan badai itu berhenti, laut menjadi tenang. Saya kembali ke rumah dan menceritakan kepada Ibu Anwara pengalaman yang sangat luar biasa itu. Saya mengatakan kepadanya bagaimana Kristus sungguh-sungguh secara langsung menyelamatkan saya dari air yang dalam. Saya mengakui dosa-dosa saya kepada Tuhan dan pergi ke gereja, dimana saya menerima baptisan, setelah saya memberikan kesaksian akan iman saya kepada Yesus. Ketika istri saya, yang sudah secara rahasia mengikut Kristus selama beberapa waktu, melihat iman yang demikian, lalu ia, juga, mendapatkan keberanian untuk meminta dibaptiskan. Hari ini kami secara teratur datang ke sebuah gereja Kristen di tempat saya, dan mengingat bahwa Allah, melalui iman kepada Yesus Kristus, menyelamatkan saya dari kematian yang sebenarnya sudah pasti dalam badai di lautan luas.

DOA: Allah yang benar dan setia, kami memuliakan nama-Mu yang agung. Kami bersyukur bahwa Engkau, dalam kesatuan yang sempurna dengan Kristus dan Roh Kudus-Mu, sudah melakukan dan terus melakukan mujizat. Engkau melakukan ini bukan hanya untuk menolong kami manusia, tetapi juga untuk menyatakan diri-Mu kepada kami. Bukalah telinga dan hati kami sehingga kami bisa mendengar dan menerima Engkau, sebagaimana adanya Engkau.

PERTANYAAN: Apakah perbedaan antara ke-Tritunggalan Ilahi, yang ditolak oleh Al-Quran, dengan kesaksian Injil akan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus? Bagian-bagian Al-Quran mana saja yang menegaskan tentang ke-Tritunggalan Kristen?

UNTUK DIHAFALKAN: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20 – Perkataan Kristus kepada murid-murid-Nya)

APAKAH ALKITAB SUDAH DIPALSUKAN?

APAKAH ALKITAB SUDAH DIPALSUKAN?
TANTANGAN : Al-Quran mengajarkan bahwa Musa menerima Taurat dari Allah, dan bahwa kepada Daud diberikan Mazmur (Zabur), dan bahwa Kristus diberitakan di dalam Injil. Akan tetapi, orang-orang Muslim tidak mau menerima kitab-kitab itu, yang saat ini semuanya tercantum di dalam Alkitab. Mereka mengatakan bahwa orang-orang Yahudi memalsukan Taurat dan Zabur, dan orang-orang Kristen memalsukan Injil. Karena itu, dikatakan bahwa di dalam Alkitab kita tidak bisa lagi menemukan pernyataan yang asli dari kehendak Allah.

Orang-orang Muslim mendasarkan padangannya kepada pernyataan di dalam Al-Quran, yang mereka terima sebagai firman Allah yang benar dan yang tidak mengalami perubahan. Di sana orang akan menemukan tuduhan terhadap “Para Ahli Kitab” (orang-orang Yahudi dan orang-orang Kristen), yang mengatakan bahwa orang-orang itu sudah memalsukan firman Allah. Dalam mempelajari pernyataan di dalam Al-Quran itu, orang bisa melihat ada tiga jenis tuduhan. Kita akan memperhatikan masing-masing tuduhan ini dengan melihat ayat yang mengatakannya di dalam Al-Quran:

1. Para Ahli Kitab dikatakan menyembunyikan kebenaran dari orang-orang lain: “Orang-orang yang telah Kami beri Al-Kitab mengenalnya seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.“ (Surat al-Baqara 2:146, dalam surat yang sama, lihat juga ayat 42, 159, dan 174-176.)

2. Dituduhkan bahwa Para Ahli Kitab itu akan memutar lidah mereka saat membaca Kitab mereka: Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka apa yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan:"Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui.” (Sura Al 'Imran 3:78, lihat juga Surat an-Nisa' 4:46b)

3. Kaum Israel menyelewengkan Firman Allah dari konteks yang sebenarnya : “Apakah kamu (Muslim) masih mengharapkan mereka (kaum Israel) akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” (Surat 2:75, lihat juga Surat an-Nisa' 4:46a dan Surat Al 'Imran 3:13)

Apakah tuduhan-tuduhan di dalam Al-Quran ini cukup untuk menjadi dasar untuk meragukan kebenaran Taurat, Mazmur dan Injil, dan dengan itu meragukan seluruh kebenaran yang ada di dalam Alkitab yang kita miliki sekarang? Atas dasar Al-Quran ini, apakah orang-orang Muslim harus percaya bahwa selkuruh Alkitab sudah dipalsukan?

JAWABAN: Tidak satu bagianpun di dalam Al-Quran yang secara langsung menuduh orang Kristen sudah memalsukan Injil. Karena itu, atas dasar Al-Quran, semua orang Muslim bisa percaya kepada Injil Kristus sebagaimana yang kita miliki sekarang.
Konteks di dalam Al-Quran tentang tuduhan terhadap Para ahli Kitab itu senantiasa menunjuk kepada orang-orang Yahudi, atau kaum Israel, yang menjadi sasaran, dan tidak pernah menunjuk kepada orang Kristen. Dalam mempelajari tuduhan-tuduhan itu ada beberapa pernyataan yang bisa kita pertimbangkan:

1. Kalau Al-Quran mengatakan bahwa orang-orang Yahudi menyembunyikan kebenaran dari Alkitab, maka Al-Quran sedang mengatakan bahwa mereka TIDAK mengubah teks di dalam Alkitab mereka yang berasal dari Allah. Kebenaran yang ada di dalam Alkitab yang mereka sembunyikan pastilah tetap ada, meskipun mereka mendiamkannya.

2. Kalau Al-Quran mengatakan bahwa kaum Isarel memutar-mutar lidah mereka saat membaca Alkitab, dan dengan itu berkata dusta terhadap Allah, maka Al-Quran sedang mengatakan bahwa orang-orang Yahudi TIDAK memalsukan isi Alkitab yang diturunkan oleh Allah kepada mereka. Mengutip secara salah terhadap isi sebuah buku tidak membawa perubahan apapun terhadap teks buku yang dikutip itu.

3. Akhirnya, Al-Quran mengatakan bahwa hanya segolongan orang-orang Yahudi saja yang dengan sengaja sudah memalsukan beberapa bagian firman Allah. Dengan mengatakan demikian, Al-Quran sedang menjelaskan bahwa TIDAK SEMUA orang Yahudi memalsukan Alkitab mereka, dan bahwa TIDAK seluruh isi Alkitab orang-orang Yahudi sudah dipalsukan oleh sekelompok orang itu. Orang-orang Yahudi yang tidak mengikuti para pemalsu itu sangat menjaga agar Alkitab mereka tetap tidak berisi kepalsuan apapun.

KABAR BURUK: Al-Quran tidak dengan tegas memerintahkan agar orang Muslim percaya kalau Injil yang kita miliki sekarang sudah dipalsukan. Pernyataan kaum Islam bahwa Kitab Suci kaum Israel dan orang-orang Kristen sudah dipalsukan tidak bisa dibenarkan hanya karena adanya tuduhan dari Al-Quran terhadap sekelompok kecil orang-orang Yahudi.

KABAR BAIK : Semua orang Muslim tetap bisa percaya kepada Injil. Menurut pernyataan Al-Quran, semua orang Muslim bisa percaya bahwa Kitab Suci yang diwahyukan oleh Allah kepada orang-orang Yahudi adan orang-orang Kristen memang layak dipercaya.

TAMBAHAN INFORMASI : Dengan membaca Al-Quran, orang bisa menemukan bahwa tidak sedikit di dalamnya tertulis ayat-ayat yang menegaskan kebenaran Taurat dan Inji. Kami akan mendaftarkan di sini bukti dari kitab orang-orang Muslim, yang menunjukkan bahwa Injil, pada jaman Muhammad hidup, belum mengalami perubahan atau dipalsukan:-- Taurat Musa bisa dipercaya : “Sesungguhnya Kami (Allah) telah menurunkan Kitab Taurat. Di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Dengan Kitab itu perkara orang-orang Yahudi oleh diputuskan para nabi yang berserah diri (kepada Allah) dan oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka karena mereka diperintahkan untuk memelihara kitab-kitab Allah; mereka menjadi saksi terhadapnya.. . “ (Surat al-Ma'idah 5:44)

-- Injil Kristus bisa dipercaya : “Dan Kami iringkan jejak mereka dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu : Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya petunjuk dan cahaya, dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertaqwa. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya.” (Sura al-Mai'da 5:46-47a)
-- Taurat dan Injil harus diakui dalam kebenarannya: “Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (Surat al-Ma'idah 5:68)

-- Jika ada keraguan mengenai wahyu dari Allah maka Muhammad diperintahkan untuk bertanya kepada Para Ahli Kitab: “Maka jika engkau berada dalam keragu-raguan tentang apa-apa yang kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu.” (Surat Yunus 10:94, bandingkan dengan Surat al-Nahl 16:43) Ayat-ayat dari Al-Quran ini menunjukkan dengan jelas bahwa seorang Muslim bisa dan harus menerima Injil sebagai kebenaran.

KESAKSIAN: Nama saya Ahmad dan saya tinggal di Maroko. Saya seorang buruh sederhana yang tidak bisa membaca dan menulis. Tetapi saya sangat tertarik kepada Injil Kristus. Fawzi, seorang Maroko Kristen, mengunjungi saya dan bercerita mengenai Yesus. Tetapi saya memiliki masalah. Istri saya Aminah menentangnya. Ia takut bahwa saya akan menjadi tidak memiliki sopan santun kalau saya menjadi Kristen, karena ia melihat bahwa banyak turis dari Eropa bersikap tidak sopan ketika mengunjungi negara kami. Karena itu, ia selalu berdoa dengan keras setiap kali Fauzi datang ke rumah kami. Bersama dengan anak perempuan saya, ia akan mengaji ayat-ayat Al-Quran dengan keras untuk mengusir roh Kristen dari rumah kami. Suatu hari anak perempuan saya mengalami sakit batu empedu dan harus dibawa ke rumah sakit. Ketika tinggal di rumah Fauzi yang adalah keluarga Kristen, istri saya mengalami sendiri bahwa orang-orang Kristen jauh lebih baik dibandingkan dengan apa yang ada dalam pikirannya: mereka sangat ramah, tidak mabuk, tidak melakukan sesuatu yang melanggar hukum, dan berpakaian dengan sangat sopan. Hal itu sangat mengesankan baginya sehingga ia juga, setelah anak perempuan kami sembuh, mulai tertarik kepada Kristus. Setelah beberapa lama berbicara dengan Fauzi dan istrinya, Fatiha, saya dan istri saya menjadi orang Kristen. Hari ini anak-anak kami tidak lagi menghafalkan ayat-ayat Al-Quran, tetapi ayat-ayat dari Alkitab, sehingga Firman Allah yang benar bisa diam di dalam hati kami.

DOA : Allah yang Kudus, saya bersyukur bahwa Engkau mengutus para utusan-Mu ke dunia ini, sehingga kami bisa mengenal Engkau dan melakukan yang berkenan kepada-Mu. Terima kasih atas para utusan-Mu Musa, Daud dan Kristus. Bukalah hati kami kepada sabda-Mu, yang Kau berikan kepada kami melalui mereka di dalam Taurat, Zabur dan Injil. Saya sungguh-sungguh ingin taat hanya kepada-Mu.

PERTANYAAN: Apa tuduhan-tuduhan yang dikatakan oleh Al-Quran terhadap Para Ahli Kitab mengenai Firman Allah yang mereka miliki? Apa yang dikatakan Al-Quran mengenai Taurat dan Injil? Bisakah orang percaya kepada Injil sebagaimana yang kita miliki sekarang?

UNTUK DIHAFALKAN : “Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu.” (Yesaya 60:1-2 – Firman Allah melalui nabi Yesaya).

BAGAIMANAKAH ANAK ABRAHAM DITEBUS?

TANTANGAN: Orang-orang Muslim menerima ajaran Al-Quran, yang mengatakan bahwa manusia bisa diselamatkan dari neraka dan mendapatkan surga dengan melakukan perbuatan baik. Inilah sebabnya mereka menolak keyakinan Kristen akan penebusan dosa atau melalui kematian Kristus sebagai pengganti di kayu salib. Menurut iman ini, manusia tidak bisa menyelamatkan diri sendiri melalui perbuatan baik. Namun, keselamatan hanya bisa terjadi melalui adanya pihak ketiga, yang sebagai pengganti menanggung hukuman atas dosa-dosa kita. Benarkah memang tidak ada sama sekali jejak penebusan melalui kematian pengganti dari pihak lain yang bisa ditemukan di dalam Al-Quran? Haruskah orang Muslim, dengan demikian, secara penuh menolak iman penebusan melalui kematian Kristus sebagai pengganti bagi kita di kayu salib?

JAWABAN: Secara sepintas memang nampak demikian, karena Al-Quran (Surat an-Nisa' 4:157) mengatakan bahwa Kristus tidaklah dibunuh ataupun disalibkan, karena Ia sama sekali tidak mati. Justru, Allah dikatakan sudah menyelamatkan Dia dari musuh-musuhnya, yang berniat untuk membunuh-Nya. Bukannya mati dan bangkit dari kematian, Ia dikatakan diangkat langsung ke surga (Surat an-Nisa' 4:158), dimana Ia, menurut tradisi Islam (Hadits), hidup saat ini sampai hari kedatangan-Nya yang kedua kali. Lebih lagi, menurut Al-Quran, bahkan kalaupun Kristus mati, kematian-Nya tidak bisa menjadi pengganti menanggung hukuman yang seharusnya dipikul manusia, karena, secara jelas Al-Quran mengajarkan, tidak ada manusia yang dibebani oleh dosa yang bisa memikul beban dosa orang lain ( Surat al-An'am
6:164, al-Isra' 17:15; Fatir 35:18; al-Zumar 39:7 and an-Najm 53:38)

Namun, kalau diselidiki secara lebih mendalam, ada kekecualian yang bisa ditemukan. Salah satu bagian yang paling penting di dalam Al-Quran, yang berbicara mengenai penebusan dari pihak ketiga, bisa ditemykan dalam konteks kisah mengenai anak Abraham yang dikorbankan sebagai korban sembelihan.

Kisah ini ditemukan di dalam Surat as-Saffat 37:99-111: “99 Dan Ibrahim berkata:"Sesungguhnya aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku. 100 Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.' 101 Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar 102 Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.' 103 Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ) 104 Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim 105 sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik 106 Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.' 107 Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. 108 Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,: 109 (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". 110 Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.. 111 Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.

Ayat yang paling penting adalah ayat 107. Kalau diterjemahkan secara harafiah dari bahasa Arab, maka ayat itu berarti demikian “Dan sudah menebuslah kami akan dia dengan sebuah korban sembelihan yang agung (besar).” (Dalam transkripsi Arab: wa-faday-naa-hu bi-dhabhin 'adhim) Untuk bisa menangkap keseluruhan kekuatan makna dari ayat Al-Quran ini, kita perlu merenungkan setiap unsur di dalam wahyu Allah ini. Kita akan melakukannya dengan mengajukan pertanyaan yang muncul baik dari ayatnya maupun dari konteksnya.

1. “Dan sudah menebus …” (wa-faday-): Di sini Al-Quran dengan jelas memberikan kesaksian akan adanya penebusan (fidya, fidaa') yang sudah terjadi melalui adanya korban sembelihan. Atas dasar pengajaran yang ada di kebanyakan bagian lain di dalam Al-Quran, seorang Muslim akan bertanya kepada dirinya sendiri : Mengapa Allah harus melakukan sesuatu (menebus, memberikan korban untuk disembelih, mengorbankannya)” Mengapa ia tidak membiarkan saja Abraham melakukan hal itu kepada anaknya? Mengapakah tebusan itu diperlukan?

2. “… kami …” (-naa-): Al-Quran tidak hanya mengatakan tentang telah terjadinya penebusan, tetapi bahwa Allah sendirilah sang Penebus itu. Keagungan dari kata jamak “kami” di sini bukan menunjuk kepada malaikat atau manusia, tetapi kepada Allah sendiri. Di sini orang Muslim tidak bisa tidak mengajukan pertanyaan: Mengapa bukan Abraham sendiri yang menebus anaknya? Mengapa harus Allah yang melakukannya? Dan karena korban sembelihan itu disebut sebagai “besar (agung),” pasti berarti bahwa korban itu bukan berasal dari dunia ini, tetapi dari surga. Di sini muncul pertanyaan selanjutnya bagi orang Muslim: Mengapa bukan Abraham sendiri yang menyediakan korban untuk disembelih, atau paling tidak membayar untuk korban itu? Mengapa korban sembelihan itu harus dari surga, bukan dari dunia ini?

3. “… dia …” (-hu): Kata ini menunjuk kepada anak Abraham, yang dalam ketaatan yang besar menuruti ayahnya untuk melalukan semua yang diperintahkan Allah kepadanya. Di sini seorang Muslim akan bertanya : Apakah anak Abraham memang bersalah, sehingga ia harus ditebus? Tentu saja tidak, karena ia merupakan teladan ketaatan yang mutlak. Atau apakah Abraham melakukan dosa ketika ia mau mengorbankan anaknya, sehingga ia yang harus ditebus? Sekali lagi jawabannya, “TIDAK!” Karena Allah dengan jelas yang memerintahkan dia mengorbankan anaknya. Dari situ akan muncul pemikiran baru : Perbuatan baik yang saya penuhi tidak membebaskan saya dari dosa yang saya lakukan.

4. “… dengan sebuah kurban sembelihan, …” (bi-dhabhin): Al-Quran memberikan kesaksian bahwa sebuah korban penebusan dibunuh, karena ia menjadi korban sembelihan, yang mati ketika disembelih. Di sini seorang Muslim akan bertanya: Mengapa perlu menyembelih sesuatu dan mencurahkan darah, untuk bisa menebus anak itu?

5. “… yang agung (besar).” ('adhim): Ini adalah kata yang paling menarik di dalam ayat ini. Kata ini mendorong adanya pertanyaan ini di dalam diri seorang Muslim: Mengapa korban yang disembelih adalah agung (besar)? Apakah korban itu agung (besar) karena ia berasal dari Allah, atau ia agung (besar) dari dirinya sendiri? Karena salah satu dari 99 nama Allah adalah al-'adhim (kebesaran yang agung), apakah bisa dikatakan bahwa korban yangdisembelih adalah sesuatu yang ilahi, karena ia memiliki nama ilahi? Kalau anda mau mendapatkan jawaban yang memuaskan untuk semua pertanyaan yang diajukan sendiri oleh Al-Quran, maka hanya ada satu jalan keluar: Anda harus menerima Injil dan percaya kepada pengorbanan Kristus yang menebuskan di kayu salib bagi segala dosa dunia. Korban yang besar dari Allah ini sudah menebus anak Abraham, dan anda juga!

KABAR BURUK: Al-Quran memang menuliskan, bertolak belakang dengan pandangan Muslim secara umum, jejak tentang adanya kematian pengganti yang menebuskan dari pihak lain – yaitu, dalam kisah tentang bagaimana anak Abraham ditebuskan.
KABAR BAIK: Untuk alasan ini seorang Mislim bisa, bahkan sesuai dengan perkataan Al-Quran sendiri, menangkap iman yang besar kepada kematian Kristus sebagai pengganti bagi kita di kayu salib. Umat Allah, dan dengan itu ia akan bisa memahami bagian di dalam Al-Quran, yang tidak akan bisa dimengerti tanpa keyakinan itu.

KESAKSIAN: Nama saya Barakatullah dan saya berasal dari Mesir. Saya dahulu seorang perwira tentara dan seorang pemimpin agama Islam. Suatu hari saya melihat secarik kertas yang menarik perhatian saya. Tertulis di dalam kertas itu “Tetapi Aku berkata kepadamu!” Saya lalu mengambilnya dan membaca kelanjutannya. Kristus berbicara disana dan Ia berkata, “Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ayat dari Injil ini (Matius 5:43-44) sangat mengejutkan saya. Sebagai seorang Muslim saya tahu tentang Kristus. Apakah Ia memiliki hak untuk mengubah perintah dari Allah? Apakah Ia punya otoritas untuk melakukannya? Untuk bisa menjawab pertanyaan ini, saya mengikuti kursus sore hari yang diadakan oleh Universitas al-Azhar di Kairo.

Selama empat tahun saya belajar ilmu perbandingan agama dari sudut pandang Islam, dan bisa mendapatkan gelar akademis. Saya harus mempelajari agama Hindu, Budha, Konghucu, Yudaisme, dan Kristen, termasuk Kitab Suci mereka. Dengan tekun saya mempelajari Al-Quran, dan membandingkannya dengan kitab-kitab itu. Melalui penyelidikan itu saya menjadi Kristen. Saya menemukan bahwa Kristus memiliki hak untuk mengubah Hukum Allah, karena Dia, seperti Allah, memiliki hak untuk memerintah manusia agar taat kepada-Nya, sebagaimana yang ditegaskan di dalam Al-Quran (Surat Al 'Imran 3:50 dan as-Zukhruf 43:63) Hari ini saya menceritakan kepada orang-orang Muslim apa yang saya pelajari pada waktu itu. Penyelidikan mengenai bagaimana anak Abraham ditebus, seperti yang anda baca dalam artikel ini, adalah penemuan yang saya dapatkan pada waktu itu. Penemuan itu menolong saya untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang disalibkan. Saya dan keluarga saya mengalami banyak penganiayaan sejak saat itu. Tetapi sampai hari ini, saya tetap setia kepada Kristus.

DOA: Saya bersyukur dari lubuk hati saya, ya Allah yang penuh rahmat, bahwa Engkau sudah menebus anak Abraham. Engkau benar kalau membuang saya ke neraka karena dosa saya. Tetapi Engkau menetapkan jalan yang baru, tentang cara saya bisa diselamatkan. Saya percaya kepada penebusan yang Engkau berikan, agar saya tidak harus masuk neraka.

PERTANYAAN: Menurut Al-Quran, siapakah yang menebus anak Abraham? Mengapa ia perlu ditebus? Siapa yang menebus anda dari hukuman neraka?

UNTUK DIHAFALKAN: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
(Yohanes 3:16 – Perkataan Kristus di dalam Injil)

www.answeringmuslims.com
Chinatsu Hayasida mainsite
thereligionofpeace.com
FORUM MURTADIN INDONESIA

APAKAH KRISTUS SAMA DENGAN ADAM?

TANTANGAN: Atas dasar Al-Quran, orang-orang Muslim menyangkal bahwa Kristus adalah Anak Allah dan dengan itu menolak iman Kristen akan Allah Tritunggal. Mereka menemukan penegasan yang penting akan penyangkalan terhadap keilahian Kristus di dalam bagian Al-Quran yang membandingkan Kristus dengan Adam, sebagaimana yang ditemukan di dalam Surat Al Imran 3:59, “Sesungguhnya misal (penciptaan) 'Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.” Orang-orang Muslim melihat ayat ini sebagai bukti bahwa Kristus adalah sama dengan Adam, hanya sekedar manusia ciptaan Allah belaka. Apakah benar bahwa orang-orang Muslim, menurut Al-Quran, harus percaya bahwa Kristus adalah sama seperti Adam, dan karena itu tidak mungkin Ia adalah Allah? Tidak adakah bagian di dalam Al-Quran yang bisa membawa kepada iman akan keilahian Kristus?

JAWAB: Untuk menjawab pertanyaan itu, kita harus membandingkan Adam dengn Kristus di dalam bagian-bagian lain dalam Al-Quran:
1. Tentang orangtua Adam dan Kristus: Al-Quran memang mengatakan bahwa Adam dan Kristus sama-sama tidak memiliki ayah manusia. Dalam hal itu keduanya sama. Tetapi ada juga perbedaan besar di antara keduanya: Adam TIDAK memiliki ibu, karena ia diciptakan dari debu tanah. Sedangkan Kristus, MEMILIKI ibu, karena di dalam Al-Quran Ia sering disebut Putera Maryam sampai 13 kali (yaitu, Anak Maria, misalnya di dalam Q.S 2:87 dan 57:27). Jadi Kristus tidak diciptakan dari debu tanah sebagaimana Adam, seperti yang dituliskan di dalam Q.S 3:59.

2. Apa yang dikatakan Allah kepada Adam dan kepada Kristus: Kita melihat adanya perbedaan besar antara Adam dengan Kristus di dalam Al-Quran kalau kita memperhatikan apa yang dikatakan oleh Allah kepada Adam dan apa yang dikatakan-Nya kepada Kristus. Dalam konteks pelanggaran yang dilakukan oleh Adam di Taman Firdaus, kita melihat tulisan Al-Quran demikian: “...dan Kami (Allah) berfirman (kepada Adam) : "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain...” (Surat al-Baqara 2:36).

Namun, dalam konteks serangan orang-orang Yahudi kepada Kristus dan akhir dari kehidupan pelayanan-Nya kita melihat di dalam Al-Quran mengatakan, “(Ingatlah), ketika Allah berfirman: "Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir....'…” (Surat Al 'Imran 3:55)
Atas dasar perkataan Al-Quran kita harus menunjukkan adanya perbedaan besar di antara Adam dan Kristus di dalam Al-Quran:
a) Kepada Adam Allah mengatakan, “Turunlah kamu dari Taman Firdaus!” Kepada Kristus, Allah justru mengatakan, “Aku mengangkat kamu kepada-Ku!”
b) Adam diturunkan dari kedudukannya di hadapan Allah dan tahta-Nya, sementara Kristus diangkat kepada Allah dan tahta-Nya.
c) Adam berdiam di bumi dan tidak lagi ada di surga; Kristus, berdiam di surga, dan tidak ada lagi di bumi.
d) Adam memulai kehidupannya di surga dan berakhir di bumi; sementara Kristus (menurut Al-Quran) memulainya di bumi dan berakhir di surga.
e) Lebih lanjut, Allah mengatakan kepada Adam, “Kamu menjadi musuh yang lain!” Tetapi kepada Kristus Allah mengatakan, “Aku membersihkan kamu dari orang-orang kafir!”
f) Adam dicemarkan oleh kebencian dan permusuhan. Namun, Kristus, menurut Al-Quran, dibersihkan dari dosa-dosa orang-orang lain, karena Ia sendiri tidak memiliki dosa.
g) Kecemaran Adam sama sekali tidak menunjukkan sifat keilahian! Mengapa orang-orang Muslim harus menyucikan dirinya sebelum menghadap Allah di dalam doa? Kesucian Kristus, adalah sifat Ilahi! Bagaimana mungkin Allah akan bisa menyucikan Kristus, kalau Ia sendiri tidak suci?

3. Apa yang dikatakan malaikat tentang Adam dan Kristus: Perbedaan yang lebih besar di antara Adam dan Kristus bida ditemukan ketika kita membaca di dalam Al-Quran mengenai apa yang dikatakan para malaikat tentang Adam dan tentang Kristus. Bahkan sebelum penciptaan Adam dari debu tanah para malaikat berkata kepada Allah, “... "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?...” (Surat al-Baqara 2:30). Namun, sebelum janin Kristus secara ajaib dimasukkan ke dalam rahim ibu-Nya, para malaikat berkata kepada Maria, “... "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kalimat (kalimatun) daripada-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), ... dia adalah termasuk orang-orang yang saleh.” (Surat Al 'Imran 3:45-46).

Atas dasar kedua bagian di dalam Al-Quran itu, kita bisa menunjukkan lagi perbedaan yang lebih besar antara Adam dengan Kristus:
a) Menurut Al-Quran, malaikat mengatakan tentang Adam sebagai “”orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah!” Namun, tentang Kristus mereka mengatakan, (sekali lagi, menurut Al-Quran), “Allah menggembirakan kamu dengan kalimat daripada-Nya, nama-Nya Al Masih ‘Isa putera Maryam!”
b) Adam membuat keadaan dunia menjadi semakin buruk, dengan membuat kerusakan di dalamnya. Namun, Kristus, adalah kalimat Allah, dan karena itu, penuh dengan kuasa Ilahi yang sangat berguna. Lebih lagi, Ia adalah seorang yang saleh, dan karena itu sangat berbeda dengan Adam, yang membuat kerusakan.
c) Tidak pernah ditemukan di dalam Al-Quran pernyataan bahwa Adam sangat terpuj, baik di dunia sekarang maupun di akhirat. Namun tentang Kristus dituliskan, bahwa ia bukan hanya terkemuka di dunia ini, tetapi juga di akhirat.
d) Adam bukanlah orang yang berada dekat dengan Allah, karena ia diusir dari Firdaus ke dunia, menjauh dari Allah. Tentang Kristus, ada tertulis bahwa Ia adalah salah satu dari mereka yang dekat dengan Allah (almuqarrabina).
Hanya mereka yang memiliki sifat-sifat milik Allah yang bisa dekat dengan Dia. Kata dalam bahasa Rab yang dipakai untuk menjelaskan tentang Kristus (al-muqarrabina) sangat dekat dengan kata yang dipakai untuk menjelaskan orang yang “memiliki hubungan kerabat dengan seseorang” (qarib). Kalau Kristus dekat dengan Allah, maka Ia adalah kerabat Allah!

4. Perbedaan selanjutnya antara Adam dengan Kristus: Sebagai tambahan, orang bisa menemukan di dalam Al-Quran perbedaan yang sangat mendasar di antara Adam dengan Kristus. Beberapa contoh dituliskan di bawah ini:
a) Adam tidak melakukan perkara Ilahi apapun, dan sepenuhnya tunduk kepada hakekat kemanusiaan. Namun, Kristus, melakukan mujizat Ilahi: Ia menciptakan, Ia melihat apa yang tersembunyi, Ia menyucikan orang sakit, dan membangkitkan orang mati (bangkit kembali dari kematian Q.S 3:49)--semua perbuatan Ilahi.
b) Adam tidak taat kepada Allah; karena itu, Allah menurunkan dia dari surga ke dunia (Q.S 2:36). Namun, Kristus taat kepada Allah; karena itu Allah mengangkat-Nya kepada diri-Nya (Q.S 3:55 dan 4:157).
c) Adam tidak dikuatkan dengan Roh Allah, karena itu ia jatuh ke dalam jebakan Iblia (Q.S 7:20 dan 20:120). Kristus, dikuatkan dengan Roh Allah, dan karena itu Iblis tidak memiliki kuasa atas diri-Nya (Q.S 2:87, 253; 5:110)
d) Adam berdosa dan melahirkan anak-anak yang berdosa. Namun, Kristus tidak melakukan dosa, justru, Ia menyucikan dan dengan itu menyembuhkan orang yang sakit (Q.S 3:49).

KABAR BURUK: Ayat di dalam Q.S 3:49, yang mengatakan bahwa Kristus sama dengan Adam, justru bertentangan dengan apa yang dikatakan di dalam bagian-bagian lain di dalam Al-Quran mengenai Adam dan Kristus. Di sana ditemukan banyak sekali perbedaan di antara keduanya, sampai Q.S 3:49 tidak lagi bisa dipakai sebagai bukti untuk menyangkal keilahian Kristus.

KABAR BAIK: Al-Quran menegaskan tentang keilahian Kristus, karena Al-Quran menaruh kepada-Nya banyak sifat-sifat Allah: sebagaimana Allah, Kristus itu suci (taahir), sebagaimana Allah, Ia menghidupkan (muhyi), sebagaimana Allah, Ia menciptakan (khaaliq), dan sebagaimana Allah, Ia menyucikan (mubri'). Lebih lagi, karena Kristus dijelaskan sebagai kalimat Allah dan sebagai Yang Didekatkan kepada-Nya / kerabat Allah, tidak ada keraguan lagi di dalam Al-Quran bahwa Kristus adalah Allah. Kristus lebih memiliki kesamaan dengan Allah, menurut Al-Quran, dibandingkan dengan Adam.

KESAKSIAN : Nama saya K.K Alavi, dan saya tinggal di negara bagian Kerala, India Selatan. Karena itu bahasa sehari-hari saya adalah bahasa Malayalam. Ayah saya adalah seorang pemimpin di mesjid dan ia bertekad untuk menjadikan saya, anaknya, sebagai penerusnya. Sejak masih di Sekolah Dasar saya sudah diajar mengenai bahasa Arab dan Islam. Saat saya berusia 14 tahun saya menemukan sebuah buklet Kristen, yang gambarnya sangat menarik bagi saya. Karena itu saya membawanya pulang, dan bukannya membuangnya sebagaimana seharusnya dilakukan oleh seorang Muslim yang saleh. Ayah saya sangat marah mengenai hal itu sehingga ia menghukum saya dengan keras dan merobek buklet itu. Namun saat itu benih sudah tertanam. Berita dari Injil mulai tumbuh di dalam hati saya, dan muncul keinginan yang sangat besar untuk tahu lebih banyak lagi. Saya mencari orang-orang Kristen, membaca Injil Kristus menurut Yohanes, dan ikut dalam kelas-kelas Sekolah Minggu—semuanya saya lakukan secara sembunyi-sembunyi. Ketika ayah saya mengetahui apa yang saya lakukan ia menghukum saya tanpa mengenal ampun, mengikat saya selama berminggu-minggu, dan akhirnya, mau membunuh saya karena dianggap meninggalkan Islam. Namun, saya bisa melarikan diri, dan tidak pernah lagi bertemu dengan keluarga saya. Lalu saya memasuki masa yang sangat berat di dalam kehidupan saya, karena saat itu saya baru berusia 16 tahun. Setelah menjalani berbagai hal, saya akhirnya masuk ke sebuah Sekolah Alkitab dan kemudian menjadi gembala di salah satu Gereja di India Selatan. Sejak tahun 1980 saya melayani secara penuh waktu sebagai penginjil di antara orang-orang Muslim. Melalui pelayanan saya banyak anak-anak Ismael yang kemudian menemukan iman kepada Yesus Kristus.

DOA: Ya Allah yang Kudus, saya bersyukur bahwa Kristus melakukan banyak mujizat Ilahi, dan bahwa Ia sekarang ada di surga. Tolonglah saya untuk menerima bahwa Kristus bukanlah sedar makhluk ciptaan, seperti Adam, tetapi bahwa Ia adalah Firman-Mu, penuh dengan kekudusan Ilagi dan kuasa penciptaan. Bukalah telinga dan mata saya, sehingga saya bisa melihat dan mendengar siapa Kristus yang sebenarnya.
PERTANYAAN: Bagaimanakah Kristus berbeda dengan Adam, menurut perkataan Al-Quran? Persamaan perbuatan dan sifat apakah yang dimiliki Kristus yang sama dengan Allah di dalam Al-Quran?
UNTUK DIHAFALKAN: “Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" -- berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu --: "Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.” (Lukas 5:24-25 – Perkataan Kristus di dalam Injil).

Diposkan oleh: WHY WE LEFT
Chinatsu Hayasida mainsite
www.answering-islam.org
http://trulyislam.blogspot.com
Forum Murtadin Indonesia

10 ALASAN Untuk MEMPERCAYAI KEBANGKITAN KRISTUS

10 ALASAN Untuk MEMPERCAYAI KEBANGKITAN KRISTUS

1. Hukuman Mati di Muka Umum Memastikan Kematian Yesus
2. Kubur Yesus Dijaga Ketat oleh Pemerintah
3. Sekalipun Dijaga, Kubur Yesus Ditemukan Kosong
4. Banyak Orang Mengklaim Bahwa Mereka Telah Melihat Dia Hidup
5. Rasul-Rasul- Nya Berubah secara Dramatis
6. Para Saksi Bersedia Mati untuk Keyakinan Mereka
7. Orang Yahudi yang Kristen Mengubah Hari Ibadahnya
8. Meski tidak Diharapkan Namun telah Diramalkan
9. Itulah Klimaks Yang Tepat untuk Kehidupan yang Menakjubkan
10. Itu Cocok dengan Pengalaman Mereka yang Percaya Kepada-Nya


1. HUKUMAN MATI DI MUKA UMUM MEMASTIKAN KEMATIAN YESUS

Selama perayaan Paskah Yahudi, Yesus digiring ke ruang pengadilan Romawi oleh orang banyak yang marah. Ketika Yesus berdiri di hadapan Pilatus, gubernur Yudea, para pemimpin agama mengajukan tuduhan terhadap-Nya karena Ia mengklaim diri sebagai Raja orang Yahudi. Kumpulan orang itu menginginkan kematian-Nya. Yesus dipukul, didera, dan dijatuhi hukuman mati di muka umum. Di suatu bukit di luar Yerusalem Dia disalibkan di antara 2 penjahat. Teman-teman- Nya yang patah hati dan musuh-musuh yang mencemooh-Nya menyaksikan kematian-Nya. Para serdadu Romawi diutus untuk menuntaskan hukuman itu karena hari Sabat hampir tiba. Untuk mempercepat kematian, mereka mematahkan kaki kedua penjahat. Tetapi ketika mereka mendekati Yesus, mereka tidak mematahkan kaki-Nya karena dari pengalaman mereka tahu bahwa Yesus sudah mati. Tetapi sebagai tindakan pencegahan akhir, mereka menusukkan tombak ke lambung-Nya. Dengan demikian Ia tidak akan menyusahkan mereka lagi.

2. KUBUR YESUS DIJAGA KETAT OLEH PEMERINTAH

Esok harinya, para pemimpin agama menghadap lagi ke Pilatus. Mereka mengatakan Yesus telah meramalkan bahwa Dia akan bangkit dalam 3 hari. Untuk memastikan bahwa murid-murid Yesus tidak dapat berkomplot di dalam cerita bohong tentang Kebangkitan itu, Pilatus memerintahkan agar meterai resmi pemerintah Romawi dibubuhkan di kuburan untuk memperingatkan para perampok kuburan. Untuk menguatkan perintah itu, para serdadu berjaga-jaga di sana. Murid-murid yang ingin mencuri tubuh Yesus akan diketahui mereka, sehingga hal itu tidak mudah dilakukan. Para penjaga Romawi mempunyai alasan kuat untuk tetap berjaga-jaga, karena hukuman bagi yang tertidur pada waktu tugas jaga adalah kematian.

3. SEKALIPUN DIJAGA, KUBUR YESUS DITEMUKAN KOSONG

Pada pagi hari sesudah hari Sabat, beberapa pengikut Yesus pergi ke kubur untuk meminyaki tubuh-Nya. Tetapi ketika mereka tiba, mereka terkejut atas apa yang mereka temukan. Batu yang sangat besar yang digunakan untuk menutup pintu masuk kubur telah digulingkan dan tubuh Yesus telah lenyap. Ketika berita itu tersiar, 2 murid Yesus berlari tergesa-gesa ke pemakaman itu. Kubur telah kosong kecuali kain kafan Yesus yang terlipat rapi di sana. Sementara itu, sebagian penjaga telah pergi ke Yerusalem untuk memberitahu para pejabat Yahudi bahwa mereka telah pingsan di hadapan makhluk adikodrati yang menggulingkan batu kuburan. Dan ketika mereka siuman, kubur telah kosong. Para pejabat membayar para penjaga itu dengan sejumlah besar uang untuk berbohong dan mengatakan bahwa para murid
mencuri tubuh Yesus ketika para serdadu itu tertidur. Mereka meyakinkan para penjaga itu bahwa jika laporan tentang hilangnya tubuh Yesus itu sampai kepada gubernur maka mereka akan mengetengahi untuk melindungi para penjaga itu.

4. BANYAK ORANG MENGKLAIM BAHWA MEREKA TELAH MELIHAT DIA HIDUP

Sekitar tahun 55 Masehi, Rasul Paulus menulis bahwa Kristus yang telah bangkit dilihat oleh Petrus, keduabelas rasul, lebih dari 500 orang (banyak yang masih hidup ketika Paulus menulis hal ini), Yakobus, dan dirinya sendiri. (1 Kor 15:5-8) Dengan membuat pernyataan publik, dia memberi kesempatan kepada para pengritik untuk menyanggah klaimnya ini. Tambahan pula, Perjanjian Baru memulai sejarahnya dengan pengikut Kristus yang mengatakan bahwa Yesus “menunjukkan diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.” (Kis 1:3)

5. RASUL-RASUL-NYA BERUBAH SECARA DRAMATIS

Ketika satu dari rasul-rasul terdekat Yesus meninggalkan dan mengkhianati Dia, para rasul yang lain lari untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Bahkan Petrus, yang sebelumnya telah bersikeras bahwa dia siap mati bagi gurunya, menjadi takut dan menyangkal bahwa ia pernah mengenal Yesus. Tetapi para rasul itu mengalami perubahan yang dramatis. Hanya dalam beberapa minggu kemudian mereka berdiri berhadapan muka dengan orang-orang yang telah menyalibkan pemimpin mereka. Semangat mereka seperti besi. Mereka tidak dapat dihentikan dalam ketetapan hati mereka untuk mengorbankan segalanya bagi Dia yang mereka sebut Juruselamat dan Tuhan. Bahkan setelah dipenjara, diancam, dan dilarang bicara dalam nama Yesus, para rasul berkata kepada para pemimpin Yahudi, “Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia.” (Kis 5:29) Setelah mereka dianiaya karena tidak menaati perintah dewan Yahudi, para rasul yang dulunya pengecut itu “setiap hari… memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Mesias.” (Kis 5:42)

6. PARA SAKSI BERSEDIA MATI UNTUK KEYAKINAN MEREKA

Sejarah dipenuhi oleh para martir. Laki-laki dan perempuan yang tak terhitung jumlahnya telah mati demi keyakinan-keyakinan mereka. Oleh karena itu, memang bukan hal penting bila dikatakan bahwa para murid Yesus yang pertama bersedia menderita dan mati bagi iman mereka. Namun tetaplah penting bahwa sementara banyak orang bersedia mati untuk apa yang mereka yakini sebagai kebenaran, hanya ada sedikit orang-seandainya ada-yang bersedia mati untuk apa yang mereka tahu sebagai suatu kebohongan. Fakta psikologis ini penting karena murid-murid Kristus tidak mati untuk keyakinan yang mereka pegang kuat yang mungkin saja bisa salah. Mereka mati karena klaim mereka bahwa mereka telah melihat Yesus hidup dan dalam keadaan baik setelah kebangkitan-Nya. Mereka mati demi klaim mereka bahwa Yesus Kristus tidak hanya mati bagi dosa mereka, tetapi bahwa Dia telah bangkit secara fisik dari kematian untuk memperlihatkan bahwa Dia tidak seperti pemimpin agama lain yang pernah hidup.

7. ORANG YAHUDI YANG KRISTEN MENGUBAH HARI IBADAHNYA

Hari Sabat yang adalah untuk beristirahat dan beribadah merupakan prinsip hidup orang Yahudi yang mendasar. Orang Yahudi yang tidak menghormati hari Sabat bersalah karena melanggar hukum Musa. Namun orang Yahudi yang menjadi pengikut Kristus mulai beribadah bersama orang percaya dari bangsa-bangsa lain pada hari yang baru. Hari pertama dari minggu, yaitu hari di mana mereka percaya Kristus telah bangkit dari kematian, menggantikan hari Sabat. Bagi seorang Yahudi hal ini mencerminkan perubahan hidup yang besar. Hari yang baru itu, beserta dengan upacara baptisan Yahudi yang diubah menjadi upacara masuk ke agama Kristen, menegaskan bahwa mereka yang percaya pada kebangkitan Kristus telah siap untuk lebih dari sekadar memperbarui agama Yahudi. Mereka percaya bahwa kematian dan kebangkitan Kristus telah membuka jalan bagi suatu hubungan yang baru dengan Allah. Jalan yang baru ini tidak didasarkan pada hukum Taurat, tetapi pada Juruselamat yang menanggung dosa manusia dan memberikan kehidupan kepada mereka.

8. MESKI TIDAK DIHARAPKAN NAMUN TELAH DIRAMALKAN

Para murid sangat terkejut. Mereka mengharapkan Mesias mereka memulihkan kerajaan Israel. Pikiran mereka terlalu tertuju pada kedatangan kerajaan mesianik yang politis sehingga mereka tidak mengantisipasi peristiwa-peristiwa yang perlu bagi keselamatan jiwa mereka. Mereka pasti berpikir bahwa Kristus berbicara dalam bahasa simbolik ketika Dia terus menerus mengatakan bahwa Dia harus pergi ke Yerusalem untuk mati dan dibangkitkan kembali dari kematian. Ucapan itu memang berasal dari Dia yang sering berbicara dalam bahasa perumpamaan, akibatnya mereka tidak memahami hal yang sudah jelas sampai semuanya sudah terjadi. Dalam proses ini, mereka juga mengabaikan ramalan nabi Yesaya tentang Hamba yang Menderita yang akan menanggung dosa Israel, seperti domba dituntun ke pembantaian, sebelum Allah memperpanjang umur-Nya. (Yes 53:10)

9. ITULAH KLIMAKS YANG TEPAT UNTUK KEHIDUPAN YANG MENAKJUBKAN

Saat Yesus tergantung di kayu salib Romawi, orang banyak mencemooh Dia. Dia menolong orang lain, tetapi dapatkah Dia menolong diri-Nya sendiri? Apakah keajaiban tiba-tiba berakhir? Tampaknya ini merupakan suatu akhir yang tidak diharapkan bagi orang yang memulai kehidupan publik-Nya dengan mengubah air menjadi anggur. Selama 3 tahun pelayanan-Nya, Dia berjalan di atas air, menyembuhkan orang sakit, mencelikkan orang buta, membuat orang tuli mendengar, orang bisu berbicara, orang timpang berjalan, mengusir roh-roh jahat, meredakan badai dahsyat, dan membangkitkan orang mati. Dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab orang yang bijaksana. Dia mengajarkan kebenaran-kebenaran yang dalam dengan penjelasan yang paling sederhana. Dan Dia menghadapi orang-orang munafik dengan kata-kata yang menelanjangi topeng mereka. Jika semua ini benar, apakah kita akan terkejut bahwa musuh-musuh-Nya tidak dapat berkata-kata lagi?

10. ITU COCOK DENGAN PENGALAMAN MEREKA YANG PERCAYA KEPADA-NYA

Rasul Paulus menulis, “Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu” (Roma 8:11). Ini adalah pengalaman Paulus yang hatinya secara dramatis diubah oleh Kristus yang telah bangkit. Ini juga pengalaman banyak orang di seluruh dunia yang telah “mati” terhadap cara hidup mereka yang lama sehingga Kristus dapat hidup melalui mereka. Kuasa rohani ini tidak tampak pada diri orang yang mencoba untuk menambahkan kepercayaan kepada Kristus ke dalam kehidupan lama mereka. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang bersedia untuk “mati” terhadap kehidupan lama mereka untuk membuat ruang bagi pimpinan Kristus. Kuasa ini hanya terlihat pada orang yang menanggapi bukti-bukti kebangkitan Kristus yang begitu banyak dengan mengakui kekuasaan-Nya di dalam hati mereka.

ANDA TIDAK SENDIRIAN jika Anda secara jujur tidak yakin bahwa Kristus bangkit dari kematian. Tetapi ingatlah bahwa Yesus menjanjikan pertolongan Allah kepada mereka yang ingin berdamai dengan-Nya. Dia berkata, “Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.” (Yoh 7:17)

Jika Anda sungguh-sungguh melihat bahwa Kebangkitan Kristus masuk akal, ingatlah selalu apa yang dikatakan Alkitab bahwa Kristus telah mati untuk membayar harga dari dosa-dosa kita, dan orang yang percaya dalam hatinya bahwa Allah telah membangkitkan Kristus dari kematian akan diselamatkan (Roma 10:9-10). Keselamatan yang ditawarkan Kristus bukanlah upah atas usaha kita, melainkan hadiah bagi semua orang yang terbukti menaruh kepercayaan mereka di dalam Dia.

Sumber: RBC Radio

Minggu, 04 Maret 2012

APAKAH KE-TRITUNGGALAN ALLAH ADALAH DUSTA?

TANTANGAN: Orang-orang Kristen percaya bahwa Allah adalah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Atas dasar Al-Quran, orang-orang Muslim dengan keras menolak keyakinan Allah Tritunggal di dalam Injil. Apakah Ke-Tritunggalan Bapa, Putera dan Roh Kudus merupakan suatu dusta? Apakah Al-Quran menolak ke-Tritunggalan Allah dalam pemahaman Kristiani?

JAWABAN: Di dalam Al-Quran ada lebih dari 30 bagian yang nampaknya menolak keyakinan Kristen akan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Semuanya itu bisa digolongkan dalam 13 pernyataan. Namun, tidak satupun dari pernyataan itu, yang secara tepat menyentuh keyakinan Kristen mengenai Allah Tritunggal:
1. Manusia tidak diijinkan untuk menyekutukan makhluk lain dengan Allah: Tuduhan menyekutukan atau menggabungkan makhluk lain dengan Allah (syirik) sering nampak di dalam Al-Quran, sebagai contoh: “…maka Maha Tinggilah Dia dari apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya)!” (Q.S 23:92). Ini menjelaskan tentang manusia yang mengambil suatu makhluk dan kemudian menyembahnya di samping Allah. Orang-orang Kristen dengan tegas menolak melakukan hal yang demikian. Putera dan Roh Kudus bukanlah tuhan-tuhan tambahan di samping Bapa, tetapi adalah satu dengan Dia.

2. Tidak ada manusia yang menjadi tuhan selain Allah: “Dan barangsiapa di antara mereka, mengatakan: "Sesungguhnya Aku adalah tuhan selain daripada Allah", maka orang itu Kami beri balasan dengan Jahannam, .... …” (Surat al-Anbiya' 21:29) Orang-orang Kristen juga percaya demikian. Tidak ada manusia atau malaikat yang bisa mengatakan, “Aku adalah Allah,” karena mereka semua hanyalah makhluk Allah.

3. Tidak ada tiga allah, dan hanya ada satu Allah: “. . . Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan : "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa.” (Surat al-Nisa' 4:171). Orang-orang Kristen meyakini hal itu juga. Mereka tidak percaya kepada tiga allah, tetapi kepada Bapa, Putera dan Roh Kudus sebagai satu-satunya Allah.

4. Allah bukan salah satu dari antara tiga: “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", ...” (Surat al-Ma'ida 5:73) Ini, juga ditegaskan oleh orang-orang Kristen. Allah bukanlah salah satu dari tiga: Bapa, Putera dan Roh Kudus adalah Allah yang satu dan unik.

5. Allah bukanlah al-Masih: “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera … ” (Surat al-Ma’ida 5:17, 72) Tidak ada orang Kristen yang mengatakan, “Tidak ada Allah selain Kristus, dan kami hanya menyembah Dia.” Namun, mereka, sebagaimana yang ditulis di dalam Al-Quran, percaya bahwa Kristus adalah Firman Allah yang menjadi manusia.

6. Allah tidak menambahkan kepada diri-Nya satu ilah lain yang dilahirkan (walad): Pernyataan ini muncul 13 kali di dalam Al-Quran, sebagai contoh, “Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak yang dilahirkan-Nya (walad)". Maha Suci Allah! Tidak demikian! …” (Surat al-Baqara 2:116; lihat juga Q.S 10:68; 17:111; 18:4; 19:35; 19:88-92 (tiga kali); 21:26; 23:91; 25:2; 39:4 dan 72:3) Orang-orang Kristen menolak, sebagaimana orang-orang Muslim juga, pandangan apapun bahwa Allah mengambil bagi diri-Nya suatu pribadi Ilahi yang dilahirkan (walad) secara alamiah, yaitu dilahirkan melalui ayah duniawi dan dilahirkan oleh ayah duniawi itu. Bapa, Putera dan Roh Kudus tidak menjadi satu pada suatu waktu di masa lalu, namun, Bapa, Putera dan Roh Kudus sudah dari kekekalan adalah Allah yang satu dan unik. Bapa tidak menambahkan kepada diri-Nya sebagai Allah suatu pribadi yang dilahirkan secara manusia, namun, dengan menjadi manusia, Putera yang kekal yang selalu menjadi satu dengan Bapa, menjadi Pribadi yang dilahirkan secara manusia (walad), ketika anak dara Maria melahirkan-Nya.

7. Allah tidak memiliki seksualitas seperti manusia: “…Bagaimana Dia (yaitu Allah) mempunyai anak (walad) padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu;” (Surat al-An'am 6:101; lihat juga Surat 5:116). Orang-orang Kristen menolak hal itu juga. Allah tidak menjadi seorang laki-laki untuk bisa menjalani hubungan seksual dengan seorang wanita dari dunia ini dan mendapatkan seorang anak darinya, yang kemudian harus dilahirkannya. Namun, tanpa melalui istri, sang Anak langsung ada dari Bapa, bukan secara seksual tetapi secara rohani, dan di dalam Roh Kudus sang Putera tetap menjadi satu dengan Bapa. Anak yang kekal menjadi manusia, dengan dilahirkan oleh anak dara Maria.

8. Allah tidak beranak: “Dia (yaitu Allah) tiada beranak (lam yalid) …” (Surat al-Ikhlas 112:3) Al-Quran mengartikan pernyataan ini dalam artian seksualitas. Orang-orang Kristen tidak percaya akan kelahiran sang Putera dalam arti seksualitas muncul dari Bapa sebagai ibu-Nya. Namun, sang Putera adalah anak secara langsung secara rohani dari Bapa, yang speenuhnya satu dengan Dia.

9. Allah tidak diperanakkan: “…dan tidak (Allah) pula diperanakkan (lam yuwlad).” (Surat al-Ikhlas 112:3) Hal yang sama terjadi di sini. Sang Putera, sebagai anak, tidak dilahirkan dalam arti seksual dari Allah sebagai ibu-Nya. Namun, Ia adalah Anak yang unik, rohani dan kekal yang langsung berasal dari Bapa, dan menjadi manusia ketika anak Maria melahirkan-Nya.

10. Allah tidak memiliki pribadi yang dilahirkan-Nya (walad): “Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak (walad), maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan (anak itu).” (Surat al-Zukhruf 43:81; lihat juga Surat 4:171d) Di sini, Al-Quran menjelaskan mengenai kelahiran secara seksual melalui seorang istri. Orangorang Kristen juga percaya : Semua manusia yang dilahirkan adalah milik Allah, tetapi tidak satupun dari mereka yang adalah ilah karena dilahirkan secara seksual.

11. Kristus bukanlah anak (ibn) Allah: “…orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera (ibn) Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling!” (Surat at-Taubah 9:30) Di sini Al-Quran, paling tidak dalam pemahaman linguistiknya, hampir mendekati keyakinan yang sesungguhnya dipercaya oleh orang-orang Kristen. Dalam Perjanjian Baru Kristus disebutkan 43 kali disebut secara langsung, dan 25 kali secara tidak langsung, sebagai Anak Allah. Namun karena orang-orang Muslim tidak pernah memahami keberadaan Kristus sebagai Putera yang Ilahi tanpa kaitan dengan hal seksual, maka bahkan ayat inipun tidak menyentuh iman Kristen, karena Kristus adalah Anak dari Bapa dalam arti rohani, dan bukan dalam pemahaman seksual.

12. Manusia bukanlah anak-anak Allah: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak (abna’ = bentuk jamak untuk ibn) Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya ...” (Surat al-Ma'ida 5:18) Yang dikatakan di atas tentang Kristus Putera Allah juga harus disebutkan di sini. Orang-orang Kristen tidak menganggap diri mereka, sebagaimana tafsiran orang-orang Muslim dari ayat ini, sebagai anak-anak yang secara seksual dilahirkan oleh Allah, tetapi sebagai anak-anak rohani yang diangkat oleh Allah ke dalam persekutuan Ilahi dengan-Nya.

13. Kristus bukan Tuhan selain Allah: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya (ahbar) dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. …” (Surat at-Taubah 9:31; lihat juga Q.S 17:111)
Orang-orang Kristen tidak percaya bahwa Kristus menjadi Tuhan, karena Ia menggantikan posisi Allah, tetapi karena Ia, sebagai Putera, yang sejak kekekalan adalah satu dengan Bapa dan Roh Kudus.

Sebagai tambahan untuk pernyataan-pernyataan di dalam Al-Quran di atas yang nampaknya menolak iman Kristen kepada Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus ada beberapa bagian di dalam Al-Quran yang secara praktis menegaskan iman Kristen kepada Allah Tritunggal:
1. Allah meneguhkan Kristus dengan Roh Kudus: “…Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus...” (Surat al-Baqara 2:87, 253; lihat juga Surat 5:110, dimana beberapa dari mujizat Kristus disebutkan) Allah meneguhkan anak Maria dengan Roh Kudus, sehingga Ia bisa melakukan mujizat. Di sini Allah Bapa, Kristus dan Roh Kudus berkarya bersama. Ini adalah Allah Tritunggal yang berkarya, yang dipercaya oleh orang Kristen.

2. Kristus adalah Roh Allah: “... Sesungguhnya Al Masih, 'Isa (Yesus) putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan firman-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya (yaitu Allah) .... …” (Surat an-Nisa' 4:171; lihat juga Suras 21:91 and 66:12) Di sini Al-Quran tidak hanya mengungkapkan adanya kerjasama antara Allah Bapa, Kristus dan Roh Kudus, tetapi juga menegaskan tentang hakekat kesatuan antara Allah Bapa, Roh-Nya dan Kristus. Ini hanya bisa dipahami dalam kerangka iman Kristen kepada Allah Tritunggal.

KABAR BURUK: Orang-orang Muslim tidak diwajibkan untuk percaya bahwa ke-Tritunggalan Allah adalah sebuah dusta. Tidak ada pernyataan di dalam Al-Quran yang secara tegas menolak wahyu di dalam Inji, bahwa Allah adalah Bapa, Putera dan Roh Kudus.

KABAR BAIK: Atas dasar Al-Quran, orang-orang Muslim bisa percaya bahwa Allah hidup dan berkarya di dalam dan dengan Kristus, sebagai Pribadi yang Tritunggal secara rohani. Karena itu, Kristus melakukan pekerjaan Ilahi (membangkitkan orang mati dan menciptakan – Q.S 3:49), hidup sekarang bersama dengan Allah di surga (Q.S 4:158), dan memiliki asma Ilahi (Firman Allah – Q.S 3:45 – dan Roh Allah – Q.S 4:171).

KESAKSIAN: Nama saya Uthman dan istri saya bernama Modina. Kami berdua tinggal di India Utara di dekat perbatasan dengan Bangladesh. Dahulu kami berdua adalah orang-orang Muslim. Saya bekerja sebagai nelayan. Untuk tambahan, saya dan istri saya mengelola sebidang tanah dan mendapatkan penghasilan dari sana. Suatu hari saya berlayar di laut untuk menangkap ikan
bersama dengan enam belas teman saya sesama nelayan, ketika tiba-tiba badai yang sangat berbahaya menyerang. Kami berada sangat jauh dari pantai yang aman. Ketakutan oleh badai itu, semua berteriak meminta pertolongan kepada Tuhan dan dewa mereka, karena bukan hanya orang-orang Muslim, tetapi juga ada orang-orang Hindu di sana. Pada saat itu saya ingat sebuah kisah dari kitab Injil yang diceritakan oleh Ibu Anwara kepada saya—tentang bagaimana Kristus pernah menenangkan badai di laut. Saya mendorong teman-teman saya untuk meminta pertolongan kepada Kristus. Karena itu kami semua berdoa kepada Kristus, dan badai itu berhenti, laut menjadi tenang. Saya kembali ke rumah dan menceritakan kepada Ibu Anwara pengalaman yang sangat luar biasa itu. Saya mengatakan kepadanya bagaimana Kristus sungguh-sungguh secara langsung menyelamatkan saya dari air yang dalam. Saya mengakui dosa-dosa saya kepada Tuhan dan pergi ke gereja, dimana saya menerima baptisan, setelah saya memberikan kesaksian akan iman saya kepada Yesus. Ketika istri saya, yang sudah secara rahasia mengikut Kristus selama beberapa waktu, melihat iman yang demikian, lalu ia, juga, mendapatkan keberanian untuk meminta dibaptiskan. Hari ini kami secara teratur datang ke sebuah gereja Kristen di tempat saya, dan mengingat bahwa Allah, melalui iman kepada Yesus Kristus, menyelamatkan saya dari kematian yang sebenarnya sudah pasti dalam badai di lautan luas.

DOA: Allah yang benar dan setia, kami memuliakan nama-Mu yang agung. Kami bersyukur bahwa Engkau, dalam kesatuan yang sempurna dengan Kristus dan Roh Kudus-Mu, sudah melakukan dan terus melakukan mujizat. Engkau melakukan ini bukan hanya untuk menolong kami manusia, tetapi juga untuk menyatakan diri-Mu kepada kami. Bukalah telinga dan hati kami sehingga kami bisa mendengar dan menerima Engkau, sebagaimana adanya Engkau.

PERTANYAAN: Apakah perbedaan antara ke-Tritunggalan Ilahi, yang ditolak oleh Al-Quran, dengan kesaksian Injil akan Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus? Bagian-bagian Al-Quran mana saja yang menegaskan tentang ke-Tritunggalan Kristen?

UNTUK DIHAFALKAN: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:19-20 – Perkataan Kristus kepada murid-murid-Nya)

www.answering-islam.org
Chinatsu Hayashida &