Sabtu, 26 Mei 2012

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru

Perjanjian Lama meletakkan dasar untuk pengajaran-pengajaran dan peristiwa-peristiwa dalam Perjanjian Baru. Alkitab adalah wahyu progresif. Jikalau Anda melangkahi setengah dari buku yang bagus dan berusaha untuk menamatkannya, Anda akan sulit untuk memahami para pemerannya, jalan ceritanya dan bagian akhirnya. Demikian pula, Perjanjian Baru hanya dapat dipahami secara utuh ketika dipandang sebagai sesuatu yang dibangun di atas dasar peristiwa-peristiwa, para pemeran, hukum, sistem persembahan, perjanjian dan berbagai janji Perjanjian Lama. 

Jika kita hanya memiliki Perjanjian Baru (PB) kita akan datang kepada Injil tanpa mengetahui mengapa orang-orang Yahudi mencari Mesias (Raja Penyelamat). Tanpa PL, kita tidak akan mengerti mengapa Mesias datang (lihat Yesaya 53); kita tidak dapat mengenali Yesus, orang Nazaret itu, sebagai Mesias melalui berbagai nubuat mendetil mengenai Dia (tempat kelahiranNya (Mikha 5:2); cara kematianNya (Mazmur 22, khusus ayat 1, 7-8, 14-18; Mazmur 69:21, dll), kebangkitanNya (Mazmur 16:10), dan banyak lagi detil pelayananNya (Yesaya 52:13; 9:2, dll).
Tanpa PL kita tidak dapat memahami adat istiadat orang-orang Yahudi yang disebutkan secara sambil lalu dalam PB. Kita tidak akan dapat memahami pemutarbalikan yang dilakukan orang-orang Farisi terhadap hukum Allah saat mereka menambahkan kebiasaan mereka sendiri pada hukum itu. Kita tidak akan mengerti mengapa Yesus begitu marah ketika Dia menyucikan halaman Bait Allah. Kita tidak akan mengerti bahwa kita dapat menggunakan hikmat yang sama yang digunakan Kristus ketika berulang kali Dia menanggapi para seterunya (baik manusia maupun Iblis).

Perjanjian Lama menggambarkan sistem persembahan yang diberikan Allah kepada orang-orang Israel untuk secara sementara waktu menutupi dosa-dosa mereka. Perjanjian Baru memperjelas bahwa sistem ini hanyalah kiasan dari pengorbanan Kristus yang melaluinya keselamatan dapat diperoleh (Kisah 4:12, Ibrani 10:4-10). Perjanjian Lama memperlihatkan firdaus yang hilang; Perjanjian Baru memperlihatkan firdaus yang diperoleh kembali melalui Adam yang kedua (Kristus) dan bagaimana suatu hari itu akan dipulihkan kembali. Perjanjian Lama menyatakan bahwa manusia terpisah dari Allah karena dosa (Kejadian 3), dan Perjanjian Baru menyatakan bahwa manusia sekarang dapat dipulihkan kembali hubungannya dengan Allah (Roma 3-6). Perjanjian Lama menubuatkan kehidupan Mesias. Kitab-kitab Injil pada umumnya mencatat kehidupan Yesus dan Surat-Surat menafsirkan kehidupanNya dan bagaimana kita harus menanggapi segala yang telah dan akan dilakukanNya.
Secara ringkas, Perjanjian Lama meletakan dasar dan untuk mempersiapkan bangsa Israel untuk kedatangan Mesias yang akan mengorbankan diriNya bagi dosa-dosa mereka (dan bagi dosa-dosa dunia). Perjanjian Baru menceritakan kehidupan Yesus Kristus dan kemudian menoleh ke belakang kepada apa yang dilakukanNya dan bagaimana seharusnya kita menanggapi karunia hidup kekal dan menghidupi kehidupan kita dengan rasa syukur untuk segala yang telah diperbuatNya bagi kita (Roma 12). Kedua Perjanjian ini mengungkapkan Allah yang sama sucinya, sama pemurahnya dan sama adilnya, yang harus menghukum dosa namun ingin membawa orang-orang berdosa kepada diriNya melalui pengampunan yang hanya dimungkinkan melalui korban penebusan Kristus sebagai pembayaran untuk dosa. Dalam kedua Perjanjian, Allah mengungkapkan diriNya kepada kita dan bagaimana kita harus datang kepadaNya melalui Yesus Kristus. Dalam kedua Perjanjian kita mendapatkan segala yang kita perlukan untuk hidup kekal dan hidup yang saleh (2 Timotius 3:15-17).

Kitab Suci Torat dan Injil atau Kitab Suci 2000
diterbitkan oleh Eliezer (Suradi) ben Abraham dengan organisasi Bet Yesua Hamasiah. KS2000 adalah puncak dari seri 5 traktat (yang kemudian disatukan) berjudul Siapakah Yang Bernama Allah Itu? (sebut saja SYBAI), yang diterbitkan sebelumnya yang pada prinsipnya beranggapan bahwa nama Yahweh dan Eloim tidak boleh diubah dan diterjemahkan, dan penggunaan nama Allah yang dianggap nama dewa-berhala Arab itu sebagai penghujatan.
KS2000 nyaris menjiplak seluruh terjemahan Lembaga Alkitab Indonesia - Terjemahan Baru (LAI-TB), dengan perubahan kecil yaitu dihilangkannya judul-judul perikop dan beberapa nama diganti dalam bahasa Ibrani terutama nama Allah diganti Eloim dan sebagian nama Tuhan diganti dengan Yahwe , dan Yesus Kristus diganti Yesua Hamasiah. Dari awal sudah terlihat kesalahan, dimana ALKITAB (LAI-TB) yang mencakup Perjanjian Lama dan Baru , dalam KS2000 ditulis dalam sampulnya sebagai Kitab Suci Torat dan Injil padahal isinya mencakup PL & PB. Seperti diketahui PL dalam bahasa Ibraninya disebut Tanakh artinya Torat, Nebiim (kitab nabi-nabi) dan Khetubim (tulisan sastra) ini disebutnya Torat saja, dan PB yang mencakup Injil, Kisah Para Rasul, Surat-Surat, dan Wahyu, dalam KS2000 disebutnya Injil saja.

Secara Etis , terlihat KS2000 tidak memiliki tata-krama penulisan karena tidak meminta izin kepada LAI dalam menggunakan hak-cipta penerjemahan tersebut, bahkan terjemahan LAI yang melibatkan dana mahal dan begitu banyak ahli teologia dan bahasa itu, begitu saja dibajak tanpa menyebut sumber dasar terjemahan (LAI-TB) yang digunakan, bahkan hasil bajakan itu diaku seakan-akan penulisnya adalah Eliezer ben Abraham dan organisasi kelompoknya Bet Yesua Hamasiah sebagai penerbitnya. Sungguh disayangkan bahwa kelompok yang ingin menguduskan YHWH telah melakukan perbuatan yang memalukan YHWH. Tiadanya etika dalam membajak karya terjemahan LAI jelas menyiratkan motivasi apa yang berada dibalik terjemahan itu yang kelihatannya dijiwai fanatisme Yudaisme yang jelas berpotensi untuk memecah belah kekristenan di Indonesia.
Secara Teologis dapat dilihat banyak hal yang tidak tepat dan menunjukkan bahwa fanatisme nama Yahwe dan Eloim membuat kelompok Nasrani ini tidak sadar akan keterbatasan pengertiannya mengenai latar belakang sejarah, budaya, bahasa, maupun teologia Alkitab, sehingga menghasilkan versi Kitab Suci 2000 yang jauh lebih menunjukkan kesalahan-kesalahan penerjemahan yang lebih fatal daripada terjemahan LAI yang ingin digantinya yang dianggap sebagai tidak benar.

Penterjemahan Alkitab memang bukan monopoli LAI, dan setiap orang berhak merevisinya sesuai yang benar, tetapi bila seseorang mengambil naskah LAI kemudian mengganti beberapa kata yang malah tidak benar, tentu ini memutar balikkan kebenaran. Apalagi kita tahu bahwa terjemahan Alkitab LAI dikerjakan oleh puluhan ahli teologia/bahasa yang mewakili mayoritas gereja, yaitu Protestan, Katolik, Pentakosta, Baptis dan Advent, maka adalah ceroboh bila satu orang yang tidak belajar teologia formal begitu saja mau menggantikan kerja tim para-ahli itu, dan menganggap karya mereka sebagai penghujatan. Apalagi, kita ketahui bahwa faktanya, sejak hari Pentakosta (Kis.2:11) dimana Roh Kudus mendorong para Rasul dalam penterjemahkan, dan jauh sebelum masa jahiliah dan Islam, orang Kristen Arab dan Yahudi sudah menyebut Allah , dan saat ini ada 4 versi Alkitab bahasa Arab yang semuanya menggunakan nama Allah. Nama ini adalah transliterasi nama El ke bahasa Arab sama halnya Alloho ke bahasa Aram-Siria.

Perbedaan,Sexualitas,dan Kontradiksi dalam PL dan PB
a. Dalam Perjanjian Lama
Perjanjian Lama mencatat betapa pentingnya menjaga kesucian seks sehingga hubungan seks yang terjadi di luar penikahan yang sah dipandang sama dengan penyembahan berhala (Imamat 18:1-30, 20:10-21). Dalam komunitas Israel, hukuman terhadap pelaku perilaku seksual di luar pernikahan yang sah adalah hukuman mati (Ulangan 22:13-30). Kerasnya tindakan terhadap mereka yang melakukan seks yang menyimpang dari pernikahan disebabkan oleh keyakinan bahwa seksualitas adalah simbol kesetiaan kepada Tuhan. Penyelewengan adalah pengingkaran dan penghinaan akan kesucian dan kekudusan Tuhan sendiri.
b. Dalam Perjanjian Baru
Di dalam Perjanjian Baru ditekankan makna kesucian dan kekudusan seksualitas tetapi tidak mengingkari keunggulan kasih dan pengampunan. Penyimpangan seksualitas dipandang sebagai bagian realitas keberdosaan dan kelemahan manusiawi. Kasus perempuan berzinah yang diperhadapkan kepada Tuhan Yesus tidak dihada[i secara legalistis sebagaimana yang dipahami oleh PL bahwa pezinah harus dihukum mati (Imamat 10:20, Ulangan 22:22-24). Bagi Yesus, penyelewengan seksual (zinah) adalah hakekat keberdosaan manusia. Maka yang dibutuhkan bukanlah hukuman melainkan pengampunan, kesadaran, dan penyesalan (pertobatab) serta perubahan: ”Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang” (Yohanes 8:11).

Perbedaan Sifat Allah dalam PL dan PB
Pertama-tama, kita tidak boleh lupa, bahwa Allah adalah Maha Adil namun juga Maha Kasih. Memang jika kita membaca PL, terkesan bahwa Allah sangat tegas dalam menghukum kesalahan, entah yang dilakukan oleh umat pilihan-Nya ataupun bangsa- bangsa lain. Ini adalah aspek keadilan Allah. Namun demikian, dalam PL juga menceritakan belas kasihan Allah dan pengampunan-Nya, jika umat-Nya bertobat. Kedua hal ini (keadilan dan belas kasihan Allah) tidak dapat dipisahkan.
PL bercerita tentang hubungan Allah dengan bangsa Israel, tetapi PB lebih banyak bercerita tentang hubungan Allah (melalui Yesus dan Para Rasul) dengan jemaat-Nya (gereja-Nya).
PL menolong kita mengerti sifat-sifat Allah yang suci, adil dan benar, tetapi PB lebih menekankan kepada sifat-sifat Allah yang kasih, sabar dan pemurah.

Kontradiksi
Saya akan memberikan beberapa Link agar mudah dan jelas dalam mempelajari :
1. Mana yang lebih dulu diciptakan, siang-malam atau matahari ?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1130#1130
2. Mana yang lebih dulu diciptakan, pohon atau manusia?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1131#1131
3.Jika manusia mempunyai keturunan, berdosa atau tidak?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1133#1133
4.Berapa ekor kuda kereta yang dibunuh Daud?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1072#1072
5.Yang dibunuh Daud, pasukan berkuda atau pasukan jalan kaki?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1072#1072
6.Kesaksian Yesus tentang dirinya, benar atau salah?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1010#1010
7.Jam berapa Yesus disalibkan?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1018#1018
8. Apa hukumnya bersunat?
http://www.sarapanpagi.org/viewtopic.php?p=1020#1020

Kanon Perjanjian Lama (PL)
Loh batu yang berisi 10 hukum ditaruh dalam Tabut Perjanjian (Keluaran 40:20). Loh batu tersebut masih dalam tabut ketika Salomo membawa tabut tersebut ke dalam Bait Elohim yang baru saja didirikan (1 Raja-raja 8:9).
Kitab Taurat yang ditulis oleh Musa ditaruh di samping tabut Tuhan sebagai saksi atas kesalahan Israel (Ulangan 31:24-26; Keluaran 24:7)
Yosua menulis sebuah kitab yang melanjutkan kitab Taurat (Yosua 24:26).
Samuel menulis sebuah kitab, lalu ditaruh di hadapan Tuhan ( 1 Samuel 10:25).
Elohim menggerakan orang lain untuk melanjutkan mencatat, misalnya:  Kisah Daud oleh Nathan dan Gad (1 Tawarikh 29:29) & Kisah Salomo oleh: Nathan, Ahia, Ido (2 Tawarikh 9:29)
Banyak mazmur yang ditulis oleh Daud, dan kitab nabi-nabi yang memakai nama nabi-nabi tersebut.
Sekitar tahun 200 SM (sekitar 280-150 SM), PL terjemahkan ke dalam bahasa Yunani yang disebut Septuaginta. Penterjemahan ini dilakukan di Mesir. Pada waktu itu banyak orang Yahudi yang tinggal di Mesir. Fakta bahwa pada waktu itu PL telah diterjemahkan, berarti bahwa kanon PL telah lengkap dan semua kitab itu diterima sebagai Alkitab.
Kanon Perjanjian Baru (PB)
Pada abad ke 2 kanon PB telah lengkap. Hal ini kita ketahui dari:
The Old Syriac – terjemahan PB pada abad kedua dalam bahasa Syria. Semua kitab ada, kecuali: 2 Petrus, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu.
Justin Martyr pada tahun 140 M. Semua kitab PB ada, kecuali: Filipi dan 1 Timotius.
The Old Latin – sebuah terjemahan sebelum tahun 200 M. Terkenal sebagai Alkitab dari gereja Barat. Semua PB ada, kecuali Ibrani, Yakobus, 1 Petrus dan 2 Petrus.
The Muration Canon pada tahun 170 M. Semua PB ada, kecuali: Ibrani, Yakobus, 1 Petrus dan 2 Petrus (sama dengan The Old Latin
).Codex Barococcio pada tahun 206 M. Semua kitab PL dan PB ada, kecuali: Ester dan Wahyu.
Polycarp pada tahun 150 M pernah mengutip: Matius, Yohanes, sepuluh surat Paulus, 1 Petrus, 1 Yohanes dan 2 Yohanes.
Irenaeus (murid Polycarp) pada tahun 170 M. Semua kitab PB ada, kecuali: Filemon, Yakobus, 2 Petrus, dan 3 Yohanes.
Origen pada sekitar tahun 230 M menulis daftar kitab-kitab PB, sebagai berikut: ke-4 Injil, Kisah Para Rasul, ke-13 surat-surat Paulus, 1 Petrus, 1 Yohanes dan Wahyu.
Eusebius di awal abad ke 4 menyebut semua kitab PB.
Pada tahun 367 M dalam Festal Letter yang ditulis oleh Athanasius, Bishop Alexandria, mencantumkan daftar 27 kitab-kitab PB.
Jerome pada tahun 382 M, Ruffinua pada tahun 390 M dan Augustine pada tahun 394 M mencatat kanon PB sebanyak 27 kitab.
Akhirnya pada tahun 397 M, konsili gereja di Carthago mengesahkan 27 kitab PB

Injil
Terdiri dari empat kitab: Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Mencatat tentang kehidupan dan pelayanan Yesus selama di dunia. Matius menekankan Yesus sebagai raja, Markus menekankan Yesus sebagai hamba, Lukas menekankan Yesus sebagai manusia, Yohanes menekankan Yesus sebagai Anak Allah. Meskipun keempat penulis mempunyai penekanan yang berbeda-beda, tetapi tulisan-tulisan mereka satu dengan yang lain tetap harmonis.

Alkitab tidak bisa salah karena bukan produk manusia. Alkitab diilhamkan oleh ALLAH yang Maha Benar sendiri dan Roh Kudus turut berperan dalam penulisannya. Karena itu Alkitab tidak bisa salah dalam ajaran, maksud dan juga kalimat-kalimatnya (baik secara geografis, historis, maupun teologis). Pemahaman ini khususnya menunjuk pada setiap huruf pada naskah asli Alkitab, yang tidak bersalah hingga detil terkecil.

http://www.isadanislam.com
Chinatsu Hayasida Mainsite
FORUM MURTADIN INDONESIA
Muslims for Christمسلمون للمسيح

Tidak ada komentar:

Posting Komentar